12 Rekomendasi Kuliner di Salatiga
3 hari 2 malam di Salatiga cukup ga buat kulineran? Awalnya berasa cukup, tapi ternyata balik lagi karena banyak makanan enak yang bisa dicoba di sini. Beberapa tempat makan punya papan “Culinary Legend” dari pemerintah Salatiga dan bersiap untuk antri kalau ke tempat ini.
Disclaimer: rekomendasi kuliner di Salatiga ini berdasarkan selera gue. Jadi kalau kalian coba dan ga cocok atau rasanya beda, bisa jadi kita beda selera atau yang masak ganti. Ada yang direkomendasi teman/saudara, ada hasil googling, ada juga yang ga sengaja lewat di depannya. Urutannya ini berdasarkan selera dan tingkat kebahagiaan gue ketika makan di sana. Daftar kuliner ini akan bertambah lagi ketika gue balik ke Salatiga.
1. RM. Simpang Tiga Om Djing
Ini adalah rekomendasi kuliner di Salatiga pertama gue, warung Chinese food yang menurut gue underrated. Ga banyak yang bahas warung makan ini dan gue juga ga sengaja lewat di depannya. Soal rasa dan harga, ini yang paling juara selama gue makan di Salatiga. Buka sejak tahun 70an, lokasinya persis di pertigaan, sesuai namanya. Baru buka sore 16.00 jadi cocok untuk makan malam. Yang perlu diperhatikan: menu di sini ada pilihan ayam dan babi, jadi pesannya harus spesifik. Selain itu, nunggu antriannya lumayan lama di jam makan malam. Kami nunggu sekitar 45 menit untuk 3 menu, memang serame itu karena enak.
Pesan 3 menu yang terlihat menarik, nasi goreng ayam, fuyung hai ayam, dan cap cay ayam. Rata-rata harga makanan di sini 20ribuan. Nasi gorengnya ga berminyak, ada aroma smokey karena dimasak dengan tungku arang. Fuyung hai otentik banget, di sausnya ada potongan tomat kecil-kecil. Cap cay juga enak, mirip masakan nyokap gue. Enak semua makanan di sini. Untuk 3 menu tadi dan 2 teh tawar, totalnya Rp65.000. Kenyang bahagia! Walaupun nunggu lama, gue akan balik ke sini lagi.
2. Gudeg Aan Koyor Salatiga
Rekomendasi kuliner di Salatiga yang kedua adalah Gudeg Aan. Warung tenda ini buka pagi sampai siang, cocok untuk sarapan. Antri di jam sarapan karena emang seenak itu. Model gudeg basah dengan banyak pilihan lauk, yang paling jadi andalan adalah koyor (otot sapi), ini enak banget! Pilihan lauk lainnya juga banyak dan enak: krecek tahu, ayam suwir, ayam opor, tahu opor, telur dan tahu gudeg, jeroan (babat, iso, paru), daging, dan sambal pete.
Agak kalap lihat lauk sebanyak itu, jadi gue pesan: nasi 1/2, gudeg, krecek tahu, ayam suwir, telur gudeg, daging, babat dan sambal pete. Minumnya teh tawar hangat, jadi total Rp32.000. Nasi gudegnya enak dan ditutup teh tawar panas. Tips ke sini: datang pagi, jadi lauknya masih lengkap. Rekomendasi sepupu gue dan cocok rasanya, pasti balik lagi ke sini kalau ke Salatiga.
3. Bakpao Luber Salatiga
Berikutnya, rekomendasi kuliner di Salatiga dan bisa jadi oleh-oleh adalah bakpao legend. Ini makanan pertama yang gue coba di Salatiga, lokasinya di Jl. Sukowati dekat pertigaan. Kisaran harga Rp12.000 sampai Rp18.000. Ada yang isi coklat, keju, kacang, kacang wijen, ayam, ayam telur asin, babi, babi lapciong, sampai ham babi (maling). Ukurannya besar, daging berlimpah dan telur asinnya juga ga pelit. Favorit gue pastinya yang babi lapciong, enak banget. Bisa buat oleh-oleh juga, tahan 3 hari di luar kulkas, satu minggu di dalam kulkas, dan 3 minggu di freezer. Enak banget dan pasti mampir kalau ke Salatiga. Bisa pesan dulu via WA untuk memastikan bakpao masih tersedia.
4. Sate Sapi Suruh, Sop Empal, dan Bakso
Ini makanan yang selalu muncul kalau googling kuliner Salatiga. Lokasinya di dekat pasar dengan spanduk kuning besar dan persis pinggir jalan. Enak? Gue suka sate sapi dan daging empalnya. Sate sapi empuk, gajihnya meleleh pas dimakan dan ga bikin eneg, ini Rp38.000. Sop empal gue suka dagingnya, kuahnya terlalu asin, jadi lebih enak makan empal pake nasi anget, enak bangettt, ini sekitar 40ribuan. Bisa bungkus empal saja Rp25.000. Kalau bakso, B aja buat gue, mirip baso pada umumnya.
Jangan ke sini pas lagi lapar dan pesan sate di jam makan karena antrinya lama banget. Tips dari gue, pesan si empal dan sate, jadi makan empal dulu sambil nunggu sate matang. Buka dari jam 10 pagi, jadi cocok untuk makan siang atau makan malam.
5. Soto Esto “Culinary Legend”
Soto yang terkenal karena keunikannya dengan menggunakan kerupuk karak. Soto campur nasi semangkuknya Rp14.000. Soto santan dengan ayam kampung suwir dan kerupuk karak. Enak? Enak dan murah kalau hanya soto campur nasi. Ini salah satu tempat makan dengan papan “Culinary Legend”.
Di sini ada tahu baso, sate-satean, gorengan, dan bisa ekstra ayam suwir dan telur rebus. Karena butuh tambahan protein, gw tambah tahu baso, telur rebus, ayam suwir, dan sate kerang. Jadi total gue makan soto pagi itu Rp42.000. Lebih mahal “add on” daripada si soto. Tips: Jangan ke sini pas lagi lapar banget di jam makan karena antriannya luar biasa. Rebutan tempat duduk atau makan ditungguin orang di sebelah meja.
6. Singkong D9
Ini tempat makan lain di Salatiga yang waiting list. Demi apa? Kali ini demi singkong keju. Seenak apa? Enak sih! Empuk banget dan berbumbu. 1 porsi singkong dengan sambal bawang (favorit di sini) harganya Rp15.000. Ada juga menu gorengan singkong, seperti mentho, combro, misro, dan lainnya seharga rata-rata Rp2.500. Bisa jadi oleh-oleh juga, sekantong singkong setengah matang atau frozen Rp16.000. Ada baiknya pesan sebelum datang atau ikutan waiting list, tergantung ketersediaan singkong.
7. Butterkoff Kopitiam
Lokasinya di Jl. Sukowati, ga jauh dari Alun-Alun Pancasila, di kiri jalan kalau dari alun-alun. Gue sangat merekomendasikan untuk coba “ca phe trung bakar” yang es, enak! Untuk kopi butter B aja buat gue. Ga sempat coba makanan di sini, mungkin kalau balik lagi ke Salatiga.
8. Ronde Sekoteng Jago “Culinary Legend”
Cuma di Salatiga gue rela antri wedang ronde hampir satu jam karena penasaran. Buka mulai dari siang sampai malam 21.00. Hari pertama gue datang 20.30 sudah habis, jadi hari kedua gue datang 19.00 dan antri satu jam. Untungnya enak, bukan yang enak banget, tapi spesial.
Yang membuat Ronde Jago spesial itu ada varian kacang di kuahnya (kacang putih presto), ada rumput laut putih kering (yang biasa dipakai untuk sup), dan ada manisan kulit jeruk. Harganya di belasan ribu untuk semangkuk ronde. Oke menurut gue karena isinya banyak. Yang pertama kali ke Salatiga bisa cobain ronde ini karena di sini bisa minta ronde dengan es (ga ada di menu).
9. Roti Tegal “Culinary Legend”
Ada 2 roti yang terkenal di sini, roti kelapa dan roti keju. Harga roti kelapa Rp11.500, rasanya kayak bolu tapi rasa kelapa. Sedangkan roti keju adalah roti sisir isi keju dan cukup buttery, harganya Rp19.500 per sisir. Disarankan tanya dulu, harga di sana, karena awalnya gue kira per bungkus ada isi beberapa sisir. Enak sih, tapi buat gue overpriced untuk roti keju. Salah satu tempat dengan plang “culinary legend” tanpa antri.
10. 1915 Arts Koffie Huis
Lokasinya di dekat jalan utama tapi kurang terlihat karena pagarnya tinggi, patokannya ada pos jaga persis di sebelahnya. Bangunannya unik dan rimbun, gue suka bagian depannya karena banyak tanaman. Yang menarik perhatian ada ruangan sholat, depannya ada patung Bunda Maria, dan ada piringan doa. Bagian teras depan cukup nyaman, tapi bagian samping dan belakang agak lembab. Gue cuma pesan teh rosella dan ga coba makanannya. Harga makanan dan minuman di sini mulai dari 20ribuan.
11. Warung Kelengan (Non Halal)
Kamu bisa skip rekomendasi no 11 ini kalau cari yang halal. Karena tempat makan dengan plang culinary legend itu antrinya wow banget, jadi gue coba cari tempat makan lain dan berakhir di Warung Kelengan. Bukan makanan asli Salatiga, ada juga di Semarang dan Gading Serpong. Menu yang sangat gue rekomendasikan adalah sate babi dan babi sambal matah, ini enak banget! Untuk chasiu, sosis telur dan sayur asin B aja.
12. Sate Blotongan
Ini enak, tapi mahal. Lebih mahal dari sate kambing di Jakarta. Di daftar menu ga ditulis harga, jadi kami langsung pesan karena berasumsi harganya standar. Seporsi sate (kambing atau sapi) isi 10 harganya Rp70.000, ayam kampung dada Rp28.000, tongseng kambing Rp45.000. Sate sapinya B aja, bukan yang spesial. Sate kambingnya enak! Buat gue spesial karena pakai kambing muda, gajihnya itu langsung lumer di mulut. Kalau ditanya datang lagi ga? Kalau kepengen bangetttt baru ke sini, tapi gue bukan pencinta kambing, penasaran coba ini karena direkomen teman.