2 Hari 1 Malam Wisata Ternate? Cukup Banget! – Day 1
Florentina Woro
Memangnya cukup 2 hari 1 malam wisata Ternate? Cukup banget kalau hanya wisata Ternate. Ya kalau mau ke Morotai dan Tidore masing-masing tambah satu hari lagi. Ternate terletak di Provinsi Maluku Utara, persisnya di sebelah barat Pulau Halmahera. Ada beberapa pilihan penerbangan menuju ke Bandara Sultan Babullah, Ternate. Berangkat dengan penerbangan Jumat malam dari Jakarta dan tiba di Ternate Sabtu pagi, pulang di Minggu sore. Cukup kok waktunya untuk datangi banyak tempat wisata di Ternate.
Thanks God pagi itu cuaca cerah setelah 2 hari sebelumnya Gunung Gamalama erupsi. Info dari warga Ternate, sudah biasa erupsi kecil sebulan sekali. Karena hanya punya waktu 2 hari 1 malam untuk wisata di Ternate, dari Bandara kami langsung menuju ke destinasi pertama.
Benteng Toluko
Ga ada tiket dan ga ada guide, masih pagi banget kami sampai di sini. Ada sebuah papan di bagian depan yang menjelaskan sedikit tentang Benteng Toluko. Benteng peninggalan Portugis yang direnovasi oleh Belanda, dengan nama asli Tolucco, dan dipugar oleh pemerintah RI di tahun 1996. Di sini diminta membayar retribusi Rp 20.000 untuk 3 orang. Bentuk benteng ini cukup cantik dengan pemandangan Gunung Gamalama yang sangat jelas di pagi hari.
Batu Angus
Spot berikutnya adalah Batu Angus, sesuai dengan namanya, bebatuan di sini hitam pekat dan tersebar. Bebatuan ini berasal dari lahar dingin Gunung Gamalama. Batu Angus menjadi salah satu destinasi wajib wisata Ternate. Ada jalan setapak yang sudah rapih dan beberapa gazebo di tepi pantai. Sunset di sini kece loh, lihat dari koleksi foto driver kami. Dari sini juga kelihatan Pulau Hiri. Terik banget di sini dan sepi, ga ada orang lain siang itu. Cuma sekitar 30 menit kami di situ kemudian melanjutkan ke destinasi wisata Ternate berikutnya.
Pantai Sulamadaha
Lumayan agak jauh perjalanan dari tempat parkir ke spot paling oke di Pantai Sulamadaha. Sekitar 20 menit berjalan kaki, menanjak dan menyusuri tepi pantai dengan pemandangan Pulau Hiri. Siang itu terik, sunblock dan topi cukup membantu menahan panas di kulit. Gue pikir udah sampe di tempat tujuan begitu lihat pantai berpasir, ternyata masih lanjut lagi. Ada sebuah laguna dengan pasir agak putih, airnya tenang dan sepertinya enak untuk berenang di sini, teduh pula. Eh ternyata cuma lewat aja.
Setelah 20 menit menyusuri Pantai Sulamdaha akhirnya sampai di ujungnya karena memang buntu jalannya. Ada beberapa warung di sana dan kami memilih warung di ujung yang teduh. Ada dermaga, ada kapal, dan ada kelapa muda, perfect! Siang itu panasnya maksimal banget dan air kelapa jadi reward perjalanan siang itu.
Lautnya jernih, dengan karang terlihat jelas di tepi dermaga, tapi bleaching dan ga ada ikan. Mungkin kalau snorkeling agak ke tengah ada ikan dan karang berwarna. Berhubung siang itu terik dan 2 teman gue ga berencana main air, males juga sih basah sendirian. Jadi gue memutuskan naik kapal dan mendayung di sekitar dermaga. Sudah puas minum kelapa muda, makan pisang goreng, dan foto-foto kami langsung menuju ke Danau Tolire.
Danau Tolire Besar
Nah ini salah satu spot wisata wajib kalau ke Ternate. Kenapa? Karena ada mitosnya kalau melempar batu ke danau ini, batunya ga akan masuk. Benar kah? Percobaan pertama, kedua, dan ketiga gagal, batunya nyangkut di pohon dan akhirnya jatuh di tanah tepi danau. Gue menyerah terus tidur siang sebentar di gazebo, lelah. Siang menjelang sore itu Gunung Gamalama tertutup awan. Kalau lagi cerah di sini cakep banget, danau dan gunung. Ada rombongan lain yang berhasil melempar batu ke danau. Karena penasaran, salah satu teman membeli sekantong batu, iya sekantong isi 10 batu. Di Danau Tolire, batu dijual Rp 5.000 per kantong. Di sini kita hanya bisa melihat danau dari atas, tidak diperbolehkan turun ke danau.
Practice makes perfect atau sugesti, entahlah, tapi di percobaan terakhir-terakhir, kami berhasil melempar batu ke dalam danau. Udah ga penasaran, kami lanjut ke Danau Tolire Kecil yang letaknya persis di tepi jalan.
Danau Tolire Kecil
Mobil berhenti persis di tepi danau yang berbatasan dengan jalan raya. Ada beberapa warung dengan kursi dan meja persis di tepi danau. Kenapa ada Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil? Legendanya danau ini terbentuk dari keluarga yang dikutuk karena sang ayah memperkosa anak perempuannya. Ayahnya menjadi Danau Tolire Besar dan anak perempuannya menjadi Danau Tolire Kecil.
Pantai Jikomalamo
Sebelum sampai di pantai ini, gue udah membayangkan akan snorkeling di tepi dermaga. Air biru jernih dengan karang warna-warni dan ikan yang banyak. Hm, sepertinya salah spot. Pantai Jikomalamo yang gue datangi airnya cukup jernih, tapi ikannya ga banyak, dan karangnya bleaching. Lebih cocok disebut dermaga daripada pantai karena berjejer kapal dan warung di situ dan masing-masing warung punya dermaga. Jadi, gue sama sekali ga snorkeling di Ternate, karena males berenang dan basah sendirian.
Pantai Kastela
Sebelum sampai di Pantai Kastela, sempat hujan. Harap-harap cemas apakah dapat sunset. Yah lumayan mataharinya sempat orens keemasan. Pantai berpasir hitam ini rame banget! Mulai dari anak-anak yang main air di laut, main ayunan di batang kayu, sampai ada yang latihan bela diri di sisi lain pantai. Gue bingung mau moto dari sisi mana, akhirnya menemukan pohon yang cukup eye catching. Pantai di Ternate sebagian besar pasirnya hitam atau berupa bebatuan hitam, tau kan dari mana asalnya?
Pasar Ikan Terminal
Harus cukup puas dengan sunset yang cuma beberapa menit karena mendung. Dari situ kami menuju ke Pasar Ikan Terminal. Jangan dibayangkan kayak pasar yang rame banget dengan banyak penjual ikan. Ga, hanya ada beberapa penjual ikan, tapi jenis ikannya banyak mulai dari ikan batu, kakap, kerapu, tuna, dan ikan lain yang gue ga tau namanya. Semuanya ikan segar dan langsung dimasak sesuai permintaan setelah dipilih. Harganya? Untuk makan 4 orang dengan 2 ikan, nasi, sayur, sambal, dan minum berempat kami membayar Rp 160.000. Untuk wisata kuliner selama Ternate bisa dibaca di sini.
Landmark Ternate
Panjang ya perjalanan hari pertama di Ternate. Memaksimalkan waktu dari pagi hingga malam. Spot terakhir hari itu adalah Landmark Ternate, begitu disebutnya. Ada sebuah tugu, tulisan Ternate, dan Masjid Apung tidak jauh dari situ. Selesai sudah trip hari pertama di Ternate dan kami bangun pagi-pagi sekali di hari kedua untuk melihat sunrise yang cakep banget! Cerita wisata Ternate hari kedua ada di sini.