Digital Detox di Baduy Dalam
Florentina Woro
Ini ketiga kalinya gue ke Baduy. Doyan banget ke sana, Ren? Ya, lokasinya ga jauh dari Jakarta, menyenangkan dan menenangkan. Yes, sometimes I need digital detox. Tanpa sinyal, tanpa elektronik, dan tanpa kesibukan kota. Kali ini gue jalan bareng team di kantor.
Baduy dimana sih?
Baduy terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pintu masuk paling umum untuk melalui Ciboleger. Kenapa gue bilang paling umum? Karena kebanyakan tamu yang berkunjung akan memilih lewat Ciboleger. Pemandangannya unik dan indah, terdiri dari perkampungan Baduy Luar, lumbung yang khas, dan beberapa sungai. Jalur lain yang sering dilewati adalah Cijahe.
Gimana caranya ke sana?
Transportasi dari Jakarta dengan naik kereta, turun di Rangkasbitung. Untuk biaya kereta (Commuter Line) tergantung dari mana stasiun keberangkatannya. Kemudian nyambung angkot sampai di Ciboleger. Sewa angkot dari Stasiun Rangkasbitung sampai Ciboleger berkisar antara 600-800 ribu.
Menginap di Baduy Dalam atau Luar?
Gue selalu memilih menginap di Baduy Dalam. Why? Kembali ke alam. Di Baduy Dalam ga ada listrik, ga ada kamar mandi. Jadi penerangan pakai lampu minyak, kalau mau mandi dan buang air langsung di sungai. Seru!
Perlu waktu sekitar 3-5 jam dari Ciboleger dengan berjalan kaki. Sebaiknya ditemani warga lokal, mereka akan menunjukan jalan dan menyediakan tempat menginap.
Berapa sih harga menginap di sana?
Ga ada harga pasti, “Seikhlasnya saja” begitu kata Sapri, yang selalu jadi tuan rumah tempat gue menginap. Untuk menginap di sana, 2 hari 1 malam, gue kasih Rp 200.000 per orang, dan uang tip karena Sapri bantu membawakan buah manggis. Selain itu, gue biasanya bawa bahan makanan untuk rombongan dan mereka, entah mie instan atau abon atau ikan asin, yang cukup awet untuk disimpan. Gue belum pernah nginap di Baduy Luar, jadi ga tau berapa biayanya.
Manggis dan duren di Baduy
Iya! Coba datang pas musim panen buah, seperti manggis, durian, dan rambutan. Di awal tahun biasanya musim durian, harganya variatif, tergantung besarnya durian. Sedangkan manggis dihargai Rp 15.000/kg dan bisa ditawar. Manggisnya bagus dan segar, batangnya masih bergetah karena baru aja dipetik. Kalau beruntung di perjalanan ke Baduy Dalam akan bertemu dengan pengumpul manggis dan bisa beli per karung. Enak banget manggisnya, manis!
Jalur ke Baduy Dalam kayak gimana?
Juara wahahahahha! Siapin fisik dan mental, paling ga, pemanasan kaki dulupastinya. Ada 2 tanjakan curam yang gue inget banget. Tanjakan curam pertama setelah rumah penduduk di Baduy Luar. Lumayan bikin megap-megap kalau bawa ransel berat, tapi habis itu pemandangannya cakep! Sepanjang mata memandang perbukitan hijau. Kemudian jalur datar, naik, dan turun tapi ga ekstrim.
Sampai akhirnya di sebuah sungai yang merupakan perbatasan antara Baduy Dalam dan Baduy Luar. Semua alat elektronik stop sampai di sini. Setelah melewati jembatan, akan dihadapkan dengan tanjakan curam kedua, semangat! Pasti lebih lelah, tapi pemandangan lebih cakep. Biasanya di puncak tanjakan gue istirahat dulu sambil lihat ke belakang. Pemandangannya bukit yang gue lewati sebelumnya. Perjuangan belum berakhir tapi sudah kira-kira sudah 70% dilalui. Kalau jalan santai sekitar 1 jam lagi untuk sampai di Baduy Dalam.
Berminat ke Baduy Dalam? Ini beberapa tips untuk ke sana:
- Pastikan sudah mengontak warga lokal di sana atau saat ini sudah banyak open trip yang membuka paket wisata ke Baduy.
- Latihan fisik sebelum berangkat dan ga perlu bawa banyak peralatan ataupun baju ganti
- Pakai alas kaki yang nyaman, sepatu olah raga atau sepatu gunung atau sandal gunung. Ga disarankan pakai sandal jepit apalagi flat shoes
- Bawa obat-obatan pribadi karena di sana tidak ada apotek dan mini market terdekat di Ciboleger
- Patuhi semua aturan yang ada di Baduy