City Tour Belitung dalam Satu Hari
Kontributor: Fiona Fleurette
Setelah hari pertama island hopping dan puas main di pantai bagian barat Belitung, hari kedua di Belitung diisi dengan kuliner dan city tour saja. Makanan khas Belitung mulai dari sup gangan, mie atep, kopi, sampai kepiting isi kami coba. Itu soal makanan, kalau ngomong soal hotel di Belitung banyak pilihannya. Dari hotel, motel, cottages, hingga rumah penduduk, tergantung budget yang mau di keluarkan. Deretan penginapan dengan budget backpackers bisa ditemukan di dekat pantai Tanjung Pendam. Sepanjang jalan Pattimura itu juga ada beberapa hotel bintang 5.
Danau Kaolin
Tujuan pertama kami di hari kedua di Belitung adalah Danau Kaolin, mumpung masih pagi dan belum terik. Lokasinya berada di Desa Air Raya, Tanjung Pandan. Danau Kaolin berwarna biru muda dengan daratan berwarna putih. Danau bekas tambang timah ini mengandung mineral berupa alumunium silikat yang biasa digunakan untuk industri kosmetik.
Jam 9 pagi ternyata matahari sudah terik banget! Siap-siap kacamata hitam dan topi. Ada petunjuk tidak perlu membayar tiket masuk dan sedang ada longsor, sehingga danau kaolin dipagar dengan kayu. Sayang banget gak bisa foto-foto dekat danaunya. Tapi karena pemandangannya luas, hanya ada 2-4 pohon kecil di dekat pager kayu, jadi kami bisa foto dengan latar danau berwarna hijau tosca. Warnanya mengingatkan pada danau Kelimutu yang danau Tiwu Nua Muri Koo Fai.
Museum Kata
Menuju ke destinasi berikutnya, Museum Kata, salah satu destinasi andalan di Belitung. Ditempuh selama satu jam dari Tanjung Pandan. Museum Kata Andrea Hirata yang merupakan museum sastra pertama di Indonesia. Museum ini didirikan oleh penulis novel “Laskar Pelangi”, Andrea Hirata. Bisa dibilang pusat edukasi dan apresiasi sastra, dengan lebih dari 200 literatur dan berbagai bentuk kepedulian terhadap sastra. Museum yang telah direnovasi pada tahun 2016 itu berbentuk sangat sederhana yang berada di lokasi di desa kelahirannya, Desa Gantong, Belitung Timur. Museum ini mudah ditemukan di pinggir jalan raya dengan warna bangunan yang paling berbeda dari lainnya. Selain literatur, ada satu ruangan bernama “Ruang Lintang, Ikal dan Mahar” dengan foto-foto film “Laskar Pelangi”, ada pula koleksi barang antik, dari barang elektronik hingga peralatan dapur.
SD Laskar Pelangi
Tidak jauh dari Museum Kata, terdapat Sekolah Laskar Pelangi. Bangunan sekolah dasar ini memang dibuat mirip dengan SD Muhammadiyah Gantung di film “Laskar Pelangi”. Bangunan asli dari SD Muhammadiyah Gantung yang sesungguhnya sudah ambruk. Guna keperluan syuting film, bangunan dibangun kembali seperti aslinya. Di replika sekolah tersebut, terdapat 2 kelas yang saling berdempetan, dinding papan bercat lusuh. Sebagian atap seng nampak bolong-bolong. Ruang kelas beralaskan tanah. sedangkan di luar sekolah terdapat hamparan pasir berwarna putih. Menarik untuk difoto.
Manggar
Karena keterbatasan waktu, kami hanya melewati Manggar, tidak sempat mampir. Sebuah kota yang dijuluki kota 1001 kopi karena sepanjang jalan, kanan kiri ada kedai kopi. Sampai ada tugu di kota Manggar yang berbentuk angka 1001 dengan cangkir kopi dan teko pembuat kopi. Hanya ada tiga destinasi wisata di hari kedua, sebenarnya masih banyak destinasi lainnya di Belitung. Siang itu kami lanjutkan dengan wisata kuliner. Jadi untuk liburan 2 hari ternyata cukup banget untuk island hopping dan wisata kuliner di Belitung. Terlebih lagi tidak perlu transit kalau dari Jakarta karena ada penerbangan langsung ke Belitung dan harganya relatif murah.