Harmoni Alam dan Budaya Peniwen
Foto dan tulisan: Florentina Woro
Di mana sih Peniwen itu? Peniwen terletak di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sekitar 36 KM ke arah selatan Kota Malang dengan jarak tempuh 1 jam dengan kendaraan bermotor.
Belum banyak yang tahu tentang potensi wisata Peniwen yang merupakan desa wisata budaya. Jangan salah, dengan label desa wisata budaya, alam Peniwen ga kalah indah. Gue berkesempatan mengunjungi desa ini selama 3 hari 2 malam. Belum ada hotel, namun beberapa warga membuka rumahnya sebagai homestay.
Gunung Kawi
Karena terletak di kaki Gunung Kawi, sejauh pandangan mata, pasti terlihat Gunung Kawi. Pastinya dengan hamparan sawah karena mayoritas pekerjaan penduduk adalah petani. Mereka mulai ke sawah sekitar pukul 6 pagi, setelah matahari terbit. Pemandangan ini indah banget.
Terasering
Uniknya lagi, sawah di sana menggunakan sistem terasering dan rapih, masih alami tanpa kafe berjejer di tepi sawah. Ini jadi pemandangan yang luar biasa indah. Seperti waktu pelajaran menggambar dimana ada gunung dan sawah, yah seperti inilah gambaran alam Desa Peniwen.
Kopi, Coklat, dan Senja
Di hari pertama, gue cukup beruntung karena cuaca sangat bersahabat dan bisa lihat matahari terbenam di Desa Jambuwer, tidak jauh dari Desa Peniwen. Lokasinya persis di sebrang Kedai Kopi Merah Jambuwer. Ga hanya menjual kopi merah robusta, kedai kopi ini juga menjual coklat yang juga merupakan hasil dari kebun di sini. Gue pesan es coklat susu dan ini enak banget, hanya Rp 12.000. Sedangkan untuk segelas kopi merah dijual seharga Rp 8.000.
Suasana sore itu sangat menyenangkan, angin semilir, suara jangkrik di sawah belakang kedai kopi, dan pemandangan matahari terbenam di sebrang kedai kopi. Kedai kopi ini juga menyediakan tempat untuk charging.
Paket Wisata
Desa Peniwen menyediakan paket wisata yang dikelola langsung olah warga lokal. Harganya tergolong murah untuk pengalaman yang didapat. Paket wisata yang mereka tawarkan bermacam-macam. Harga paket wisata yang gue ambil adalah paket wisata sunrise, menanam padi, belajar gamelan, dan belajar nari seharga Rp 60.000 (harga Januari 2020). Harga tersebut merupakan paket yang dikelola oleh warga setempat.
Lebih baik kalian kontak langsung ke warga di sana, ini akan membantu mereka langsung daripada harus lewat tour operator, harganya tidak mahal kok. Hal ini juga disampaikan oleh pembina Desa Wisata Peniwen dari Universitas Ciputra Surabaya, Bapak Agus Sugiharto.
Setelah melihat matahari terbit dan sarapan, aktivitas selanjutnya adalah menanam padi di kawasan Sorbon (Isor Kebon). Sorbon dikelola oleh warga sebagai tempat agro wisata. Di Sorbon terdapat kebun coklat, lahan menanam padi, tempat bermain anak, dan taman-taman di dalam kebun.
Untuk wisata budaya, Peniwen menyediakan kelas belajar gamelan, kelas tari, dan juga tour desa. Ketika tour desa, tamu akan diajak berkeliling dari homestay menuju Gereja tertua di Peniwen, Galeri Injil (sayangnya tutup dan penjaga tidak di tempat ketika gue datang), dan Monumen Affair Peniwen. Monumen Affair Peniwen merupakan tempat bersejarah dimana belasan anggota PMR dan beberapa warga ditembak mati oleh Belanda.
Tradisi Warga
Setiap daerah memiliki tradisi masing-masing. Karena sebagaian besar penduduk beragama Kristen, sebaiknya kalau kalian berencana datang ke sini jangan di hari Minggu, mereka ke Gereja. Walaupun demikian, puncak kemeriahan di desa ini bukan pada hari Natal, melainkan tahun baru 1 Januari dimana keluarga akan berkumpul dan merayakan dengan meriah.
Tertarik datang ke Peniwen? Kalian bisa menghubungi akun Instagram Wisata Budaya Desa Peniwen.