Menginap di Baduy Dalam
Baduy terletak di Provinsi Banten dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Jakarta. 1.5 jam perjalanan dengan kereta dari Stasiun Tanah Abang dan turun di Stasiun Rangkasbitung. 1.5 jam berikutnya perjalanan dengan angkot dari Stasiun Rangkasbitung ke Terminal Ciboleger (bisa juga transit di Terminal Aweh naik Elf). Biasanya gue sewa satu angkot dari Stasiun Rangkasbitung untuk menghemat waktu. Satu angkot muat 10 orang, tapi demi kenyamanan maksimal hanya 8 orang. Harga angkot untuk PP Stasiun-Ciboleger Rp600.000, kalau ke Cijahe nambah Rp200.000 per sekali jalan karena lebih jauh.
Ini kelima kalinya gue ke Baduy. Kenapa suka banget ke Baduy Dalam? Karena dengan jarak yang ga jauh dari Jakarta, bisa dapat experience yang beda banget. Baduy Dalam masih sangat alami, ga ada alat elektronik dan ga boleh menggunakan sampo, sabun, dan pasta gigi. Selain digital detox, trekking ke Baduy Dalam itu sekalian olahraga karena jalur Ciboleger lumayan menantang tanjakannya.
Cara Menuju Baduy
Ada 2 “pintu masuk” menuju ke Baduy, Ciboleger dan Cijahe. Kalau ditanya lebih suka jalur mana, gue lebih suka datang dari Ciboleger dan pulang dari Cijahe. Kenapa? Lebih efisien di waktu dan tenaga. Trip terakhir PP Ciboleger karena sekalian latihan kaki, itinerary Baduy bisa dicek di sini.
Ciboleger – Rute Panjang
Jalan utama dari stasiun ke Ciboleger sekarang hampir semuanya sudah aspal, jalurnya naik turun dan berbelok. Tips yang mabuk darat, sebaiknya bawa antimo, lumayan tidur 1.5 jam, bisa diminum begitu sampai di stasiun.
Ciboleger itu terminal dengan tugu yang hits, banyak warung, ada Indomaret dan Alfamart. Ini pintu masuk paling ramai dan rombongan besar biasanya datang ke sini. Banyak yang jual tenun, kerajinan khas Baduy, dan duren kalau musimnya. Buat yang mau menikmati Baduy tapi ga mau trekking bisa main ke Ciboleger. Dari Ciboleger ke Baduy Dalam sekitar 3-5 jam tergantung kecepatan jalan dan cuaca, dengan jarak sekitar 7.5KM (based on Strava).
Cijahe – Rute Singkat
Di Cijahe itu terminalnya lebih kecil, ada warung tapi ga sebanyak di Ciboleger. Bisa jadi opsi trekking ceria ke Baduy Dalam karena hanya sekitar 1 jam dan medannya cenderung datar. Buat yang malas jalan bisa lewat jalur ini, tapi ga terlalu banyak pemandangan menarik. FYI jalan angkot arah Cijahe banyak yang belum aspal dan lebih jauh dari stasiun.
Perjalanan Menuju Baduy Dalam
Mulai jalan dari Ciboleger sekitar jam 11 dan papasan dengan beberapa private trip lain. Kalau jalannya kesiangan, bakal lebih rame lagi karena papasannya sama rombongan open trip. Suka banget ke Baduy pas lagi musim buah, biasanya awal tahun. Duren dan manggis jadi tujuan utama, tapi ya risikonya hujan di awal tahun.
Sejam pertama pemandangannya duren, manggis, duku, gandaria, pete, tenun, dan kerajinan Baduy lainnya di rumah penduduk. Beli manggis buat asupan gula di jalan, yang besar Rp15.000/kg dan yang kecil Rp10.000/kg. Gandaria 10.000/kg. Dua jam kemudian, beli duren di warung. Duren ukuran sedang di warung harganya Rp20.000. Surga buah banget!
Enaknya jalur Ciboleger itu banyak warung dan banyak pemandangan. Bisa jajan sepanjang jalan dan ga bosan. Di teras rumah, perempuan Baduy Luar banyak yang buat kain tenun, ada juga lumbung Baduy yang cantik banget, tapi sekarang depannya berjejer warung dan gazebe. Ini persis stelah jembatan pertama yang kalau kesiangan super rame karena banyak yang foto. Makin dekat ke Baduy Dalam, pemandangannya sungai dan perbukitan, ini nyaman banget, hijau semua, ditambah suara burung.
Tanjakan Menuju Baduy Dalam
Ga enaknya kalau ke Baduy Dalam lewat Ciboleger, ada 2 tanjakan yang lumayan nguras tenaga. Tanjakan pertama setelah pemukiman penduduk sebelum masuk hutan, medannya tangga batu yang ga abis-abis. Tanjakan kedua setelah jembatan perbatasan, medannya tanah dan batu, kalau hujan banyak doa ya. Biasanya ada anak Baduy Luar yang jual air minum tepat setelah tanjakan.
Jembatan Perbatasan Baduy Luar dan Baduy Dalam
Di Baduy Luar masih bisa foto dan video sampai jembatan perbatasan. Dari Ciboleger sampai perbatasan ini normalnya 3 jam, tapi karena hujan, kami jalan lebih pelan dan beberapa kali neduh, jadi hampir 4 jam. Kondisi jembatannya kemarin lumayan bikin deg-degan karena di bagian tengah sudah ada bambu yang rapuh dan ditumpuk. Goyang? Pasti, tapi jembatannya ga terlalu panjang, jadi aman kok.
Yang ga aman setelah jembatan, tanjakan kedua. Panjangnya kurang lebih 200 meter, kemiringannya sekitar 50 derajat (gue lupa hitung elevasi, ini lumayan curam). Tenang, ini tanjakan terakhir haha.. Setelah lewat ini, perjalanan tinggal 1 jam lagi. Trek berikutnya itu hutan yang lebih rimbun dengan medannya tanah dan batu, kalau hujan licin banget. Gue sekali kepeleset, pertama kali kepeleset di Baduy setelah 5x balik. Banyak pohon duren, tiati jangan sampai ketiban duren. Jangan kaget juga kalau lihat kelabang besar, normal banget di sini.
Berapa Harga Menginap di Baduy Dalam?
Disclaimer: Indonesia A-Z ga buka trip, kemarin sharing cost. Kenapa ga pakai open/private trip? Karena sudah ada kontak orang Baduy Dalam, namanya Safri, bisa dihubungi lewat Instagram atau Whatsapp. FYI, Safri tinggal di Baduy Dalam dan hanya online ketika dia ke luar. Buat gue, sharing cost lebih membantu perekonomian warga lokal karena uang langsung diberikan ke mereka. Ga dipatok harga, tergantung kerelaan kalian. Gue biasanya kasih minimal 150-200 untuk menginap per orang, tergantung makanan yang disediakan, ini di luar tips ya, apalagi kalau barang kalian dibantu dibawakan.
Baduy Luar dan Baduy Dalam
Nginap di Baduy Dalam ngapain aja? Main ke sungai, silaturahmi dan ngobrol dengan mereka, nikmati udara pagi Baduy yang bersih. Malam itu, setelah makan malam dan makan duren, kami ngobrol dengan Safri dan Darti. Banyak cerita yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Di sini kita bisa be present, ga keganggu dengan notifikasi di HP.
Kalau penasaran beda Baduy Dalam dan Baduy Luar itu apa, bisa lihat video ini. Paling mudah membedakan dari pakaian mereka, Baduy Dalam hanya menggunakan baju dan ikat kepala hitam putih dan tidak menggunakan alas kaki.
Sehat banget hidup di Baduy Dalam, jam 9 sudah tidur dan jam 5 pagi sudah bangun karena suara ayam. Langsung ke sungai dan pancuran lagi, terus duduk di sebrang rumah Puun, kepala ada suku Baduy. Pagi itu sarapannya mie rebus dengan duren muda dan telur dadar. Yes, kalau lagi musim duren, ada namanya sayur duren. Setelah sarapan dan bersih-bersih, jam 9 bersiap jalan balik ke Baduy Luar. Waktu balik lebih cepat 30 menit karena lebih banyak turunan. Jadi 13.30 sudah sampai di Ciboleger.
Aturan di Baduy Dalam
Alat elektronik
Tidak ada HP atau kamera yang boleh digunakan di sana. Bawa boleh, simpan aja di tas. Gimana kalau malam mau ke sungai? Pakai headlamp atau senter untuk penerangan. Ada beberapa cerita orang yang melanggar aturan ini di Baduy Dalam, nanti bisa tanya langsung ya ke mereka ketika berkunjung ke sana bagaimana akibatnya. Makanya ga ada foto atau video di Baduy Dalam.
Sampo, sabun, pasta gigi
Ini jelas ga boleh dipakai karena akan mencemari sungai. Orang Baduy Dalam minum, masak, dan mandi dari air sungai itu. Kebayang kalau tercampur dengan limbah kimia? Ga mandi satu hari ga akan buat kalian gatal kok, bawa saja tisu basah.
Sungai dan Pancuran
Akhirnya setelah hampir 5 jam jalan sampai! Naruh barang di rumah Safri dan langsung cuci kaki ke sungai persis di belakang rumahnya. Kalau mau cuci muka, ga disarankan di sungai, lebih baik ke pancuran, ada di ujung desa. Baduy Dalam sekarang agak beda dengan beberapa tahun lalu. Posisi untuk buang air kecil dan bab di sungai sudah kecampur, jadi ga bisa dibedain lagi mana yang area cewek dan mana area cowok. Tipsnya buat cewek, bawa sarung atau kain aja kalau mau ke sungai.
Merokok
Selain itu, yang buat gue shock adalah beberapa tamu di sana merokok dan puntungnya dibuang sembarang, ini ga banget. Tolong kalian sebagai tamu, jaga kebersihan, bawa balik puntung rokok kalian! Akan lebih nice ketika kalian menghargai tuan rumah yang tidak merokok, sebagai tamu yang baik, datang tidak membawa polusi dan sampah.
Aturan umum tidak tertulis
Selayaknya tamu yang berkunjung, tolong jaga ketenangan dan ikuti saja aturan di daerah itu. Trip terakhir di Baduy kemarin sempat ada yang catcall dari tamu lain, cowok pastinya. Ada juga rombongan yang heboh. Menginap di Baduy Dalam agak sedikit beda dengan wisata lain, karena kita tinggal di rumah penduduk dan kita harus menghormati tuan rumah.
Makanan di Baduy Dalam
Boleh bawa makanan dari luar, tapi tolong sampahnya dibuang pada tempatnya. Gue biasanya kalau menginap di sana, info ke Safri kalau mau minta tolong dimasakin sekalian untuk makan malam dan makan pagi besoknya.
Oleh-oleh khas Baduy
Ada banyak yang bisa dibeli di Baduy untuk oleh-oleh atau konsumsi sendiri
- Buah-buahan ketika musimnya: duren, manggis, duku, gandaria, dan pete (termasuk buah?)
- Madu: Rp75.000 botol kecil
- Gula aren: 15.000 untuk 2 pcs
- Gelang handam, terbuat dari rotan: Rp5.000
- Tas koja/jarok, terbuat dari kulit kayu, harga bervariasi tergantung ukuran
- Tenun Baduy, harganya bervariasi tergantung pewarna dan ukuran kain, ratusan sampai jutaan
- Batik Baduy
Cerita lainnya di Baduy bisa dibaca di sini.