Papandayan Episode 4
Kalau di cerita sebelumnya tentang pendakian Papandayan pertama sampai ketiga, kali ini ceritanya adalah pendakian Papandayan yang keempat kalinya. Kenapa mau ke Papandayan sampai empat kali? Karena orangnya beda dengan sebelumnya. Episode 4 ini perginya bareng teman kantor Payfazz dan menjadi tantangan buat gue ngatur trip 19 orang, untungnya dibantu seorang teman untuk masalah transportasi plus menjadi bendahara.
Setelah beberapa minggu sebelumnya memutuskan tanggal baik untuk naik ke Papandayan, terpilihlah tanggal 24 dan 25 Februari 2018 dengan pertimbangan sudah gajian. Pendakian ini lebih mirip piknik ceria sih, karena transportasi dan logistik sangat memadai. Berhubung hampir setengahnya ga pernah naik gunung, maka banyak yang harus diperhatikan dan diingatkan, mulai dari seharusnya latihan fisik sampai peralatan apa saja yang harus dibawa. Kami memutuskan sewa bus dan berangkat dari Radio Dalam pukul 00.00 di tanggal 24 Februari 2018 dan sampai di Cisurupan pukul 07.00. Beruntung ada kenalan yang mengenalkan gue ke Kang Asep, yang menemani dan mengurus semua konsumsi selama di Papandayan.
Sabtu pagi itu cuaca mendung, untungnya belum hujan ketika mulai bergerak dari basecamp pukul 10.00. Setelah 30 menit pendakian, mulai hujan, ada yang keram, dan akhirnya kami berhenti sekitar 30 menit di warung. Hujan reda dan kami melanjutkan perjalanan. Di sini mulai terlihat ritme perjalanan setiap orang berbeda. Ga lama kemudian, hujan lagi, ada yang keram lagi, dan ini berulang sampai akhirnya kami semua sampai di Pondok Salada, camp area Papandayan pada pukul 14.00. Kok lama? Iya 4 jam karena hujan, ada yang keram, dan banyak foto. Ga kejar target harus sesuai jadwal hari itu, yang penting senang dan selamat.
Beruntung ada Kang Asep dan temannya yang bantu mendirikan tenda. Rencana ke Tegal Alun siang itu batal karena cuaca ga memungkinkan. Jadi agendanya di Pondok Salada hanya makan dan istirahat. Laris manis salah satu warung di sana karena 19 orang jajan di situ dan juga numpang api unggun juga. WC dan warung di Papandayan sangat membantu rombongan kali ini yang baru pertama kali ke gunung. Malam itu ga ada bulan, ga ada bintang, gerimis, tapi tetap optimis sih besok pagi cerah.
Ajaib, hampir semuanya bisa bangun pagi, dimana biasanya mereka datang ke kantor siang, tapi demi sunrise bisa bangun pagi. Menyusuri jalan setapak yang becek sisa hujan semalam, kami menuju ke Hutan Mati. Harap-harap cemas bisa cerah hari itu. Beruntungnya agak cerah, bisa lihat Garut dari atas Papandayan beberapa menit sebelum akhirnya ketutup awan lagi.
Ga memungkinkan waktu ke Tegal Alun, tapi cukup puas main di Hutan Mati dan sekitarnya. Edelweis di musim hujan juga banyak yang busuk, ga terlalu banyak bunganya. Ada sih yang berbunga, tapi ga serimbun kalau musim kemarau. Kami cukup puas dengan edelweis di sekitar Hutan Mati dan Pondok Salada. Masih cukup menarik untuk objek foto.
Yang penting kebersamaannya, foto bareng, dan ga bahas kerjaan. Itu sih inti pendakian Papandayan episode 4 ini. Kalau di kantor masing-masing sibuk dengan kerjaannya, beda lantai dan ga pernah ngobrol, di Papandayan, ga ada sinyal, ga bisa chatting apalagi kerja, akhirnya orang-orang ini bisa ngobrol satu sama lain secara langsung tanpa bahas kerjaan kantor. Sepertinya perlu ada kegiatan kayak gini beberapa bulan sekali. Hahaha..
Cukup lama main di Hutan Mati pagi itu, sesi foto sana sini sampai akhirnya pukul 08.00 dan harus segera balik ke Pondok Salada. Di hari kedua ini jadwal ga boleh meleset karena kejar waktu balik ke Jakarta sebelum kejebak macet. Siang menjelang sore di Papandayan biasanya hujan kata Kang Asep, jadi lebih cepat turun lebih baik. Kami turun dari Pondok Salada 09.30 dan sampai di basecamp pukul 11.00. Waktu turun lebih cepat karena ga hujan, ga banyak foto dan ga ada yang keram. Untungnya hanya berkabut, ga kehujanan lagi.
Trip Papandayan kali ini sukses menurut gue, karena 19 orang kembali ke Jakarta malam itu dengan selamat. Hahaha… Sebelum balik ke Jakarta, kami mampir di rumah Kang Asep untuk makan siang. Kang Asep rekomen banget untuk menemani perjalanan kalian di Papandayan, bisa dicek di halaman storyteller IAZ, ramah dan masakannya enak.
Sedikit tips untuk pendakian Papandayan bagi yang pertama kali ke gunung:
- Latihan fisik, minimal jalan kaki 30 menit per hari seminggu terakhir, biar kaki terbiasa jalan jauh
- Bawa perlengkapan dasar seperti jaket, jas hujan, kaos kaki, sarung tangan, dan pastinya baju ganti
- Bawa obat-obatan pribadi pastinya
Foto-foto kece di Papandayan Episode 4 ini diedit dengan tone @mycreativetreasure yang bisa didapatkan di lightroom.