
Pasar Apung Wisata Wajib Banjarmasin
Foto dan tulisan: Florentina Woro
Kalau ditanya apa yang terpikir ketika mendengar Banjarmasin, sebagian orang akan menyebut pasar apung dan sebagian lagi Soto Banjar. Belum lengkap ke Banjarmasin kalau ga ke pasar terapung. Ada beberapa pasar apung, salah satu yang terkenal di Lok Baintan. Ini pasar apung yang gue datangi.
Karena ini pertama kalinya gue ke Banjarmasin dan penasaran dengan pasar apung jadi Pasar Apung Lok Baintan masuk ke dalam itinerary Kalimantan Selatan gue selama 5 hari 4 malam. Kok lama di Banjarmasin? Iya karena ngabisin cuti dan ga cuma di kota Banjarmasinnya, lanjut bamboo rafting di Loksado dan lihat kerbau rawa di Nagara.
Kuliner pertama di Banjarmasin
Selama di Banjarmasin gue nginap di POP! Hotel Banjarmasin. Pilih hotel ini karena lokasinya di pusat kota dan harga masuk budget untuk gue yang lebih banyak muter di luar daripada stay di hotel. Berhubung sampai di Banjarmasin sudah sore, hari pertama ga banyak eksplor kota, cobain mie bancir, kuliner khas Banjar pertama yang gw coba.

Selama di Banjarmasin, gue sewa mobil, temannya teman, jadi walaupun sendirian berasa aman. Bisa DM ke Instagram Indonesia A-Z jika perlu sewa mobil untuk eksplor Banjarmasin dan sekitarnya.
“Bangun pagi-pagi ya besok kalau mau ke pasar apung.” Oke gue pasang alarm 5.00 WITA dan ini lebih pagi daripada alarm hari kerja.

Matahari terbit di Sungai Martapura

Menikmati matahari di terbit di puncak gunung udah biasa. Kali ini gue menikmati matahari terbit di klotok sambil menyusuri Sungai Martapura. Harga sewa klotok sekitar Rp 350.000 – Rp 450.000 dan gue naik dari dermaga yang menjual Soto Banjar Bang Amat. Awalnya gue kira untuk sampai di pasar terapung itu ga jauh dari dermaga, ternyata jauh juga. Sekitar satu jam perjalanan, dari langit gelap sampai terang. Pemandangan sepanjang perjalanan rumah penduduk.
Lok Baintan

Ekspektasi gue terlalu tinggi untuk pasar terapung, kayak di iklan RCTI tahun 1990an. Ternyata pagi itu, pedagangnya ga terlalu banyak. Tapi senang, akhirnya bisa lihat langsung pasar apung ini dan coba naik di sampan. Untuk naik ke sampan, bayar serelanya. Agak ngeri naik ke sampan sekecil itu yang penuh berisi dagangan, dengan penjual di ujung sampan. Gue naik ke sampan Ibu Arbainah yang menjual buah-buahan dan dikasih jeruk. Hahaha.. Untungnya aman ketika gue coba naik sampan sampai akhirnya balik ke klotok.

Dagangan yang dijual di pasar apung ini sangat bervariasi, mulai dari buah-buahan, makanan seperti mie habang dan gorengan, topi, tas, sampai bedak. Gue kira kacang sukro, karena bentuknya bulat putih, ternyata namanya bedak dingin. Bedak ini sebagai pengganti sunblock. Cara pakainya dengan dicampur sedikit air.



Soto Banjar

Perjalanan pulang sama dengan pergi, hampir satu jam menuju dermaga. Kali ini Warung Soto Banjar Bang Amat sudah buka dan di situ lah gue cobain Soto Banjar pertama kali. Enak!
Karena berangkat terlalu pagi dari hotel, gue menghabiskan waktu siang itu balik ke hotel untuk tidur. Sorenya beli kain Sasirangan, kain khas Kalimantan Selatan. Kemudian malamnya perjalanan ke Loksado cukup panjang yang ternyata gue tidur lagi di mobil.