Mengunjungi 5 Pulau Cantik dan 3 Pantai Berpasir Putih di Belitung Dalam Sehari
Kontributor: Fiona Fleurette
Pulau Belitung dulunya termasuk provinsi Sumatera Selatan, namun sejak tahun 2011, Pulau Belitung dan Pulau Bangka masuk menjadi provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedua pulau tersebut sering disingkat dengan sebutan Babel.
Kami memilih terbang first flight di hari Sabtu pagi. Hanya membutuhkan 45 menit terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta hingga Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, Belitung. Sesampai di Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, kami pergi mencari makan dengan mobil yang sudah kami sewa. Agak lumayan jauh untuk mencari sarapan dari bandara. Berharap ada nasi kuning atau nasi uduk dipinggir jalan. Tapi tidak ketemu. Mana perut sudah bunyi! Haduh..
Tempat kuliner di pagi hari sekitar jam 8, belum pada buka. Sehingga kami random melihat kanan kiri tempat makan apa yang buka. Akhirnya ketemu juga tempat makan di ruko yang menjual nasi kuning dan nasi uduk. Murah meriah! Enak dan banyak pula. Pilihan nasi – bihun – ayam / telor 10ribu rupiah aja. Berhubung kami akan naik kapal jam 9 pagi, kami juga membukus makanan untuk makan di pulau.
Pantai Tanjung Kelayang
Pantai Tanjung Kelayang ini lah kami memulai islands hopping di sekitar Pulau Belitung. Sambil menunggu life jaket disiapkan, kami mengganti baju renang di toilet yang tidak jauh dari kapal bersendar. Setelah itu kami berfoto-foto di tulisan “Pantai Tanjung Kelayang” maupun “Welcome to Belitong”. Kedua spot tersebut menjadi andalan para group dari outing sebuah perusahaan. Di depan tulisan “Pantai Tanjung Kelayang” ada beberapa infografik dan penjelasan mengenai gugusan batu granit yang tersebar di bagian barat Pantai Tanjung Kelayang. Sedangkan sebelah timur berupa hamparan pasir putih.
Pulau Batu Garuda
Berangkat dari Pantai Tanjung Kelayang untuk mengelilingi pulau-pulau di Barat Belitung. Kami langsung menemukan banyak gugusan batu granit. Salah satu yang paling unik seperti kepala burung garuda dan dinamakan Pulau Batu Garuda. Selain nama Pulau Batu Garuda ada juga yang menyebutnya dengan nama Pulau Burung atau Pulau Garuda. Pulau ini dijadikan maskot dari sebuah event, “Sail Wakatobi – Belitung” pada tahun 2011. Walaupun hanya 50 meter persegi saja ukuran pulau ini, kami hanya mengabadikan foto dari kejauhan di atas kapal.
Pulau Batu Belayar
Selain Pulau Batu Garuda, ada juga batu granit yang kalau dilihat dari kejauhan menyerupai layar. Pas sampai di pulau tersebut ternyata batu granit tersebut tinggi banget! Granit berwarna putih menjulang tinggi. Mungkin itu punyebab dari warna putih dan besar jadinya kayak layar perahu.
Pulau Lengkuas
Dua pulau telah kami lewati, kali ini bukan granit yang dilihat dari kejauhan. Melainkan sebuah mercusuar putih yang berada di Pulau Lengkuas. Mercusuar tersebut merupakan peninggalan Belanda yang sudah berdiri dari tahun 1882. Tinggi mercusuar tersebut setinggi 62 meter. Dengan menaiki 313 anak tangga yang sudah termakan usia tersebut, maka kami sepakat untuk tidak naik ke atas sana. Selain harus dilestarikan bangunan tersebut, usaha untuk naik ke atas pun butuh tenaga. Hari sudah semakin siang dan kita mulai kelaparan. Untung saja sudah memiliki nasi uduk bungkus tadi pagi. Kami mencari tempat yang teduh di antara bebatuan granit, untuk makan siang di sana. Tentu sampahnya tidak kami buang sembarangan, tetapi dibawa pulang.
Nama Lengkuas berawal dari Belanda, yang ada zaman dulu menyebutkan pulau tersebut dengan sebutan Pulau Lighthouse. Namun penduduk setempat masih jarang mendengar kata ‘lighthouse’, sehingga mereka menyebutkan pulau tersebut dengan nama “Lengkuas”. Sebelum menuju pulau sebesar 2 hektar tersebut, kami snorkeling di sekitar kapal dan snorkeling menuju ke pulau Lengkuas. Banyak ikan-ikan kecil dengan beraneka ragam warna. Di sana masih terlihat terumbu karang yang sehat dan beberapa anemon laut dengan ukuran sekitar 10 cm. Semakin berenang ke arah pulau, semakin banyak terumbu karangnya.
Pulau Pasir
Sayangnya kami tidak melihat pulau pasir tersebut. Sebab pulau ini hanya dapat dilihat bila air sedang surut. Di sini banyak sekali ditemukan bintang laut. Supaya kamu bisa melihat Pulau Pasir, kamu harus tau waktu yang tepat, karena pulau ini menyesuaikan pasang surut air laut.
Pulau Kepayang
Menjadi pulau terakhir sebelum kembali ke Pantai Tanjung Kelayang, sering disebut juga Pulau Babi. Di pulau ini terdapat goa yang ditemui setelah menyelusuri hutan. Dalam goa yang disebut Goa Kelayang ini, terdapat Telaga Bidadari. Tempat ini mengingatkan pada Telaga Bidadari di Makassar. Mirip banget! Kembali ke pinggir pantai, di sekitar pulau Kelayang dapat berenang, kano, maupun snorkeling. Namun tidak disarankan untuk berjemur, sebab pantainya banyak potongan kerang. Sebaiknya menggunakan sendal atau kaos kaki diving. Begitu juga di pantai pulau Lengkuas, walaupun bersih dari sampah tapi banyak kerang.
Pantai Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi ini terletak di sebelah Utara Belitung, tepatnya 37 km dari kota Tanjung Pandan. Pantai Tanjung Tinggi ini dikenal dalam film “Laskar Pelangi” pada tahun 2008 yang menjadi salah satu lokasi syutingnya. Lapangan parkirnya memang lebih luas dibanding Pantai Tanjung Kelayang. Dan jajanan pinggir pantai pun beragam. Dari bakso ikan, masakan seafood, pempek, sup gangan, hingga es kelapa muda.
Pantai Kute Belitung
Tak jauh dari pantai tersebut, ada Pantai Kute Belitung. Pas depan sebuah resort, kami parkir di pinggir jalan dan kemudian menggelar tikar sambil menikmati senja. Pasir pantainya jauh lebih halus dan putih dibandingkan pantai-pantai sebelumnya. Saking halusnya jadi kayak bedak! Ombaknya pun tenang, bisa bergaya ngambang sambil nikmati matahari tenggelam. Nah untuk perjalanan di Belitung hari kedua, bisa dibaca di sini.