Sarwana Si Surga Tersembunyi di Banten
Kontributor foto dan cerita: Fiona Fleurette
Tiba-tiba saja saya mendapat ajak teman untuk pergi ke Sawarna. Sawarna merupakan desa wisata yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten. Jumat malam berangkat dan baru sampai di sana subuh. Sempat sarapan dan hanya tidur sebentar di rumah penduduk. Baru sekitar jam 8 jalan ke Goa Lalay, Pantai Ciatir dan Tanjung Layar.
Goa Lalay Sawarna
Masuk Goa Lalay harus pakai headlamp. Goa ini belum ada lampu, berair, ada endapan lumpur dan banyak kelelawar. Di belakang saya ada kelelawar gantung. Waktu masuk ke goa Lalay harus menggunakan guide, biar tau kemana arah goa ini dan pijakan mana yang enak. Walaupun hanya satu pintu keluar masuk goa khusus untuk wisatawan, namun goa ini terdapat banyak pintu dengan berbagai ukuran. Saat disana, belum ada yang berani explore goa lebih dalam lagi, karena menurut guidenya terlalu sempit untuk dimasuki. Keluar dari goa kita bisa cuci kaki di dekat sawah. Lumayan soalnya lumpur ada yang ketinggiannya mencapai 20-80cm. Tinggi lumpur tergantung dari pasang surutnya air laut.
Pantai Ciatir Sawarna
Dari Goa Lalay ke Panti Ciatir, cakep banget kalo difoto dari bukit. Lumayan tanjakannya kalau jalan kaki, bisa menggunakan motor atau bahkan mobil untuk menuju bukit ini. Jalanannya udah beraspal. Cuma saya coba untuk jalan kaki aja. Untung sesampai bukit disediakan tempat leyeh-leyeh setelah jalan kaki yang menguras tenaga itu! Haha. Spot foto juga menarik, ada pijakan kayu dan ada pembatas jurangnya. Aman laah yaa buat selfie dan gak usah panjat-panjat pohon.
Kalau dari deket, Pantai Ciatir ternyata mempunyai ombak yang cukup kencang dan tinggi. Banyak wisatawan asing yang surfing di sana. Pasirnya tidak terlalu putih tapi termasuk pantai yang bersih. Sempet jalan-jalan juga ke pantai Ciatir ini, sisi Tenggara dari tempat penginapan saya di Desa Sawarna.
Untuk penginapan, tenang saja, banyak banget homestay di Desa Sawarna! Beragam harganya, ada yang termasuk makan malam hingga tanpa makan. Sudah ada listrik juga di desa Sawarna, jadi aman buat nge-charge batre kamera.
Tanjung Layar Sawarna
Oiya, sebelum makan malam, sempatkan ke Tanjung Layar. Jalan kaki dari Goa Lalay ke Tanjung Layar. Iyak jauh!! Hahaha.. belum bisa nyetir motor, ya sudah lah jalan kaki aja. Ramean gak bakal kerasa jauh. Dari jalan beraspal sampe jalan dipinggir pantai, sampai lewat sawah. Seru lah! Di Tanjung Layar kita bisa liat 2 karang besar yang berbentuk layar kapal, makanya di sebut Tanjung Layar, dan memang lokasinya menonjol bagaikan semenanjung. Posisi yang pas buat lihat sunset. Waktu itu berawan, tapi menarik untuk nunggu sunset. Pakai alas kaki yang aman dan nyaman seperti sandal sepatu karena sekitar batu karang besar tersebut beralaskan sebuah karang, bukan pasir. Sebelum sunset kelihatan karang yang tajam dimana, tapi pas balik udah pasang. Gak kelihatan karang yang enak buat dipijak, ditambah ada ular laut! Kecil sih diameternya, tapi loreng-loreng hitam kuning. Hadeh!! Untung bawa headlamp, jadi aman pas balik setelah sunset. Hati-hati yaa..
Karang Taraje Sawarna
Hari kedua, baru naik ojek ke Karang Taraje. Pagi-pagi banget ke sana, dan masih capek jalan. Letaknya lebih timur dari Tanjung Layar. Kalau Karang Taraje bentuknya kayak air terjun, tapi sayang lagi kering. Jadi gak sedashyat foto-foto Karang Taraje yang ada di Goggle.
Untuk pergi ke Sawarna butuh stamina yang kuat. Pertama, jalanan menuju Sawarna kurang friendly kalau lewat Banten karena jalanan berlubang setelah Banten dan lampu jalan sangat minim. Ketika pulang saya memilih menggunakan jalur lain, yaitu lewat Bogor. Selain lebih cepat, tanpa lubang, lebih femiliar aja jalanannya.
Tips ke Sawarna
- Siapkan fisik dan mental untuk menempuh perjalanan panjang
- Bawa alas kaki dan baju yang nyaman
- Bawa headlamp