
Sumber Hidangan yang Otentik di Braga
Foto dan tulisan: Florentina Woro
Kalau wisata kuliner ke suatu kota biasanya kalian cari yang seperti apa? Gue biasanya cari yang khas atau otentik daerah sana. Misalnya kuliner khas Bogor di daerah Surya Kencana. Kali ini gue coba yang kuliner otentik di Bandung, roti dan kue di Sumber Hidangan, Braga. Suasana di dalam toko ini sangat berbeda dengan suasana di Jl Braga yang padat. Buat yang suka dengan sesuatu yang unik dan otentik, wajib mampir kalau ke Bandung.

Ga pernah tau kalau ada toko roti ini sampai dikasih tau teman yang memang tinggal di Bandung. Lokasi Sumber Hidangan agak tersamar dengan deretan penjual lukisan sepanjang Braga. Toko ini ada ada di kanan jalan, persisnya di Jl. Braga No.20-22. Buka Senin-Sabtu dari 9.30-15.30 WIB.
Apa yang istimewa dari Sumber Hidangan?
Rasanya ga kalah dengan toko roti modern

Kalap sampai pesan 6 jenis! Hahaha karena penasaran dengan roti di sini. Bisa dibilang gue adalah “team roti asin”, lebih milih roti dengan isi asin daripada manis. Favorit gue adalah saucijs brood (saucijzenbroodje) pastry berisi daging cincang yang kaya bumbu dan bitterballen yang ada irisan daging asap. Kalau biasanya bitterballen berukuran besar, di sini dijual per kilogram karena bulat kecil. Bisa dibeli per 100 gram dan ini enak buat camilan.

Tapi karena penasaran, gue coba juga roti yang manis. Ada pastry dengan isi kacang dan pastry dengan isi selai. Yang isi selai stroberi, agak mirip Genji Pie si Monde tapi ini lebih lembut. Cinnamon roll di sini juga enak! Empuk dan kayu manisnya berasa banget.
Menjual roti dan kue-kue khas Belanda

Hampir semua roti dan kue kering di sini menggunakan nama Belanda. Gue ga paham dengan nama-nama yang disebutkan, namun pelayannya ramah dan sabar banget menjelaskan. Ga sempat coba kue kering di sini, lain kali mampir ke sini buat coba kue keringnya.

Sejak tahun 1929
Beberapa foto di atas buram karena di dalam etalase, dimana etalase ini sudah ada dari jaman penjajahan Belanda, tahun 1929. Toko roti ini merangkap rumah makan dulunya, tapi sekarang hanya menjual roti dan kue kering. Kursi bekas restoran sekarang menjadi tempat makan pengunjung toko roti.


Toko ini merupakan bisnis keluarga yang dimiliki oleh seorang oma yang berusia seumur toko rotinya, 90 tahun. Saat ini dibantu anaknya dan beberapa karyawan. Pelayan toko di sini juga loyal, ada seorang ibu yang sudah hampir 29 tahun bekerja di Sumber Hidangan.

Mempertahankan bangunan asli

Takjub dengan toko ini yang masih mempertahankan keasliannya. Mulai dari menu, etalase, meja kasir, sampai cara pembayaran. Pastikan membawa uang cash karena ga ada mesin EDC atau pembayaran digital.
Ramah lingkungan
Hal lainnya yang gue suka dari toko ini, kemasannya ramah lingkungan. Mereka menggunakan kantong dari kertas untuk pengemasan.

Pastinya gue bakal balik lagi ke sini buat kue kering, saujics brood, dan bitterbalennya.