Sunrise, Sunset, dan Moonlight di Pulau Macan
Setelah hampir 8 bulan #dirumahaja, akhirnya gue memutuskan cari destinasi weekend getaway yang ga jauh dari Jakarta dan ada pantainya. Kangen pantai! Setelah mengumpulkan informasi, pilihan jatuh ke Pulau Macan. Kenapa Pulau Macan? Karena ada pantai, dekat dari Jakarta (di Kepulauan Seribu), dan protokol kesehatan diterapkan di sana.
Pulau Macan Eco Village and Resort
Reservasi via Whatsapp karena ga ada di aplikasi travel, fast respond pada hari kerja. Masker, hand sanitizer, dan face shield jadi bawaan wajib liburan kali ini. Selain itu, sebelum dan sesudah turun kapal, suhu tubuh dicek, semua tamu dan staff memakai masker, dan diberi hand sanitizer. Kapal berangkat 7.45 dari Dermaga 16 Marina sampai di Pulau Macan 9.30. Yeay, akhirnya gue liburan!!
Sunrise, Sunset, dan Moonlight
Bisa dibilang blessed trip liburan kali ini. Kenapa? Walaupun sempat hujan dan angin kencang, pemandangan dan pengalaman yang didapat sepadan dengan yang dibayar. Matahari terbit di dermaga, matahari terbenam dari depan kamar, dan bulan bersinar terang bareng Mars malam itu.
Drift Wood 2
Thanks God cuaca cerah siang itu dan beruntung bisa check-in lebih awal. Kamar tanpa sekat langsung menghadap ke laut. Bahagia banget! Pemandangan biru di depan mata, angin pantai, dan suara ombak, rasanya kayak jauh dari Jakarta, padahal masih di Jakarta.
Karena cuma berdua, kami pilih kamar Drift Wood 2 supaya dapat sunset, tapi kamar mandi ada di luar, sekitar 10 meter dari kamar. Liburan santai, ga pake itinerary. Ngapain aja? Snorkeling, paddle boarding, kayaking, main di pantai, tidur siang, makan, menikmati hidup pastinya, dan begitu terus 3 hari 2 malam. Bahagia banget, hahaha..
Di sini semi wild life. Rasanya ke pantai sekaligus ke hutan karena dikelilingi pohon jati dan pinus. Mau ke kamar mandi atau dermaga lewatin hutan, ditemani suara burung dan angin, dan kalau beruntung ketemu biawak hehe.. Aman kok, mereka ga ganggu tamu, cuma jalan-jalan di hutan atau kadang minum di dekat kamar mandi.
Ga ada sumber air bersih di sini, jadi untuk mandi airnya berasal dari air hujan yang ditampung. Listrik pun menggunakan panel surya. Jadi gunakan air dan listrik sehemat mungkin.
Snorkeling
Rencananya mau berenang santai di depan kamar tapi ternyata lagi musim stingray di situ, jadi pindah ke dekat dermaga. Gagal liburan kalau sampai disengat. Peralatan snorkeling, paddle board, dan kayak dipinjami gratis dari pulau, tapi gue bawa sendiri goggle dan snorkel. Untuk snorkeling di kawasan Kepulauan Seribu, di sini bersih, karangnya bagus, dan cukup dangkal. Banyak bulu babi dan ikan di sini terlalu ramah, mereka berenang di sekitar kaki dan muka gue. Ga ada foto underwater karena cuma foto pakai HP.
Paddle Boarding
Setelah snorkeling sekitar 40 menit, kemudian bosan, jadinya lanjut paddle boarding. Pertama kali cobain paddle boarding dan ternyata jauh lebih mudah daripada surfing. Cuma coba di sekitar pulau jadi masih di laut dangkal. Mesti hati-hati, jangan sampai dayung kena karang atau kita jatuh ke karang, kasihan karangnya kalau rusak.
Kayaking
Hari kedua diawali dengan hujan angin sampai sekitar jam 11 siang. Untungnya, cuaca berubah total setelah makan siang, panas terik dan angin cukup bersahabat, waktunya kayaking! Keliling Pulau Macan cuma butuh waktu sekitar 10 menit, lanjut ke Pulau Macan Gundul sekitar 15 menit. Sebenarnya, tergantung angin dan kekuatan mendayung tiap orang. Di beberapa titik lautnya dangkal jadi ikuti arah angin aja pas di sini, daripada dayung kena karang.
Pulau Macan Gundul
Ga ada orang dan ga ada penginapan di sini, hanya sebuah gazebo yang jarang dipakai. Di tengahnya hutan dan dan di sebelah kiri pantai bakau. Langitnya cantik banget siang itu, pas buat santai, berjemur atau berenang di sekitar pulau. Gue suka banget di sini. Pas surut, ada pasir memanjang jadi bisa jalan ke tengah dimana kiri dan kanannya berombak.
Service Pulau Macan
Buat gue aman sih… Karena disediakan hand sanitizer di setiap spot air minum, tamu wajib membersihkan tangan sebelum dan sesudah mengambil minum, dan pastinya semua staff di sana memakai masker.
Club house yang merupakan ruangan bersama semi tertutup adalah kawasan wajib memakai masker. Untuk penyajian makanan tidak lagi prasmanan, melainkan sudah dihidangkan di piring per kamarnya. Bisa makan di meja (berjauhan) di Club house atau dekat dermaga atau di kamar.
Yang gue suka dari Pulau Macan, makanannya enak, terutama salad dressing-nya. Selain itu staff-nya ramah, tamu-tamu lain sopan dan tau aturan (ga berisik, pakai masker, dan jaga jarak), pastinya pemandangan bagus! Ada harga, ada kualitas.
Untuk kamar Drift Wood Rp 4.300.000/orang untuk 3 hari 2 malam, sudah termasuk makan, snack sore, tiket kapal dan semua fasilitas yang ada di sana. Rekomen banget buat kalian yang cari tempat staycation di Jakarta.
Yang kurang apa? Kamar gue sempat bocor sedikit pas hujan angin, mungkin daun-daun di atap bergeser. Selain itu bantalnya terlalu lembek, jadi terpaksa guling gue jadikan bantal atau bantalnya dilipat biar agak tinggi. Selebihnya oke banget!