Trekking Sentul Leuwi Asih Gua Garunggang Indonesia A-Z
TRAVEL STORY

Trekking Sentul Gua Garunggang dan Leuwi Asih

Berawal dari ke-random-an Jumat malam, Arnis chat dengan topik mau trekking ke Kawah Ratu. Gue butuh cari tau kalau Kawah Ratu, tapi ada opsi menarik ke Sentul. Udah di jaman males repot, langsung kontak Mas Robi (085881077669) dari JakartaTrekkingSentul. Ga perlu rencana lama, Gue dan Arnis langsung meluncur ke Sentul di Minggu pagi.

Bertani di Sentul Indonesia A-Z
Ga jauh dari Jakarta, udah beda pemandangannya

Ada 3 opsi jalur trekking Sentul: mudah, medium, dan tantangan. Kalau mudah, terlalu singkat 2 jam aja, sawah, bukit, air terjun, dan sungai. Medium 4 jam rutenya jalur mudah ditambah Gua Garungang. Kalau tantangan sampai 6 jam dan ada rute hutan. Harganya sama aja Rp 150.000/orang, ini private trip, bukan open trip. Berhubung lama ga trekking, ambil yang tengah aja, trek medium, dimulai jam 7 pagi dan selesai di jam 2 siang. Kok lama jadi 7 jam? Banyak yang seru di jalan.

Sawah di Sentul Indonesia A-Z
Pemandangan sawah jam 7.30

Jadi ceritanya…. kami jalan santai. Meeting point di Indomaret Sentul Nirwana jam 7 pagi dengan guide super sabar dan helpful, Mas Dodi. Dari situ sekitar 10 menit naik mobil ke tempat parkir yang ga jauh dari rute trekking. Gue dan Arnis terlanjur bawa trekking pole sendiri, ternyata sudah disediakan dari trip. Rute awal tergolong santai, sawah dan pemukiman penduduk. Masih pagi juga jadi belum terlalu panas.

Kebun kopi di Sentul Indonesia A-Z
Kebun kopi, sedikit menanjak jalurnya

Pemberhentian pertama adalah kebun kopi, sedikit menanjak. Sebenarnya masih bisa sih lanjut jalan, tapi sepatu gue yang kanan sol-nya lepas. Sepatu lama-kesayangan-harap maklum. Udah feeling “kayaknya bakal lepas” beneran dong. Mas Dodi dengan sigap dan sudah terbiasa dengan tamu-tamu yang sol-nya lepas. Langsung bantu untuk ikat talinya ke bawah buat nahan sol baru ke atas. Jalurnya agak becek, karena sehari sebelumnya itu hujan, jadi lebih lengket tanahnya. Dari sini lanjut jalan sampai titik yang namanya Hutan Hujan. Ada camp area, warung, dan WC. Bisa nih buat yang mau kemping ceria. Ga nemu WC lagi setelah ini.

Camp area Hutan Hujan Sentul Indonesia A-Z
Camp area Hutan Hujan Sentul

Dari sini mulai menanjak dan makin menanjak. Beruntung ada trekking pole, sialnya sol sepatu kiri lepas juga, jadilah diikat ke bawah kiri kanan. Pemandangan mulai berganti. Sudah jarang terlihat rumah penduduk, adanya perbukitan. Mulai terik karena hampir jam 9. Akhirnya lihat gerbang “Selamat Datang di Geopark Goa Garungang”. Happy! Akhirnya sampai di tujuan pertama. Agak membingungkan, di gerbang tertulis Garungang, tapi orang bilangnya Garunggang. Apapun namanya, tempat ini eksotis!

Perbukitan Sentul Indonesia A-Z
Perbukitan menuju gua

Gua Garunggang

Gerbang Gua Garunggang Indonesia A-Z
Gerbang Gua Garunggang

Ada beberapa warung dan pemukiman penduduk di sini. Sudah cukup rapih dan terawat karena diantara bebatuan yang cantik itu ada tanaman yang tertata rapih. Jadi inget jalur trekking air terjun di Bali. Mas Dodi jelasin, kalau Gua Garungang ini ditemukan di 1995 tapi mulai dikelola warga di tahun 2013. Gue ga tau berapa tiket masuk sini karena sudah termasuk paket yang Rp 150.000.

Aliran sungai sekitar Gua Garunggang Indonesia A-Z
Aliran sungai sekitar gua

Santai di sungai sebelah gua, sambil makan snack, 9.30, karena butuh asupan karena mau masuk gua. Cuaca pagi itu cerah, tapi ga terlalu terik, adem. Setelah istirahat di sungai, kami masuk gua. Udah jauh-jauh trekking ke sini, sayang ga masuk, ada kelelawar katanya. Nah cara masuk ke gua dengan turun tangga vertikal sekitar 6 meter. Tas ransel ga bisa dibawa masuk, terlalu sempit dan bisa nyangkut, selain itu bakal kotor banget. Jadi trekking pole dan ransel ditinggal di mulut gua, ada yang jagain kok. Jangan pakai yang warna putih kalau ke gua, bersihinnya bakal PR banget, dan ga mungkin ga kotor.

Stalaktit Gua Garunggang Sentul Indonesia A-Z
Stalaktit Gua Garunggang. Foto: Arnis

Begitu turun dari tangga, langsung merunduk dan duduk merosot. Hati-hati licin, bawahnya itu aliran sungai dalam gua. Seru banget! Jadi inget caving di Buniayu, tapi yang sekarang lumpurnya di sepatu aja dan ga lama di dalam gua. Tujuan masuk gua adalah lihat kelelawar dan penasaran kayak gimana dalamnya. Pas turun ada guide lagi yang bantuin, tenang, ini ga ekstrim, cuma kotor dikit aja. Si bapak guide bawa senter dan nunjukin tempat kelelawar, banyak men! Ditawarin kalau mau lanjut jalan nyusurin gua atau mau keluar gua lewat aliran sungai. Hehehe.. Makasih pak, kami keluar lewat tangga aja. Sekitar 20 menit aja di dalam gua, karena tujuannya lihat kelelawar.

Kelelawar di Gua Garunggang Indonesia A-Z
Kelelawar di Gua Garunggang. Foto: Arnis

Setengah Perjalanan

Tanjakan dari Gua Garunggang Indonesia A-Z
Jalur menanjak dari gua

Tujuan berikutnya adalah Curug Leuwi Asih. Agak gerimis pas keluar dari gua, tapi begitu jalan beberapa ratus meter terik banget. Makin berasa berat karena medannya nanjak. Mas Dodi bilang, ini baru setengah perjalanan, yaa 3 KM-an. Baiklah… Dari gua ke curug itu ada 3 shelter. Berasa naik gunung, bedanya shelter di sini selalu ada warung. Berhenti lumayan lama di shelter kedua. Beli minuman dingin dan gue makan telur rebus dulu, snack paling oke pas trekking, mungkin lain kali sekalian bawa kecap. 10.30 rasanya matahari udah di atas. Jangan lupa bawa topi dan pakai sunblock. Sepanjang jalur ada warung, jadi untuk minuman dan makanan ringan ga perlu bawa semua dari rumah, sekalian bantu perekonomian warga lokal.

Jalur menuju Curug Leuwi Asih Indonesia A-Z
Jalur menuju Curug Leuwi Asih yang cukup terik

Curug Leuwi Asih

Curug Leuwi Asih Indonesia A-Z
Curug Leuwi Asih

11.15 sampai di alirah sungainya, belum sampai curugnya. Rame bangettt nget! Jembatannya rusak, jadi harus nyebrang sungai. Harap-harap cemas, semoga sol sepatu ga kebawa arus. Banyak yang berenang, ada yang sewain ban pelampung, dan kami scanning cari warung Indomie. Rencana awal mau makan siang di sisi sungai arah pulang, tapi panas banget. Jadinya kami rela nyebrangin sungai dan curug demi semangkuk Indomie. Harga Indomie di sini juga masih masuk akal untuk area pariwisata. Rp 12.000 untuk semangkuk Indomie rebus dengan telur (tanpa pilus).

Warung di balik Curug Leuwi Asih Indonesia A-Z
Menuju warung “river view” di balik curug

Curugnya bukan yang wah banget, jangan berekspektasi tinggi. Tapi gue suka karena sungainya ga deras, banyak batu besar, dan di sini adem. Hal pertama yang gue lakukan begitu sampai warung, lepas sepatu dan rendam kaki di sungai, enak banget! Makan Indomie rebus pakai telur dan rawit, dilanjut berendam di sungai. Gue dan Arnis cari sisi sungai yang ada di balik batu besar. Berendam hampir 60 menit di sungai ga berasa, tau-tau mendung. Langsung lanjut ke arah jalur pulang.

Makanan kebangsaan Indomie Indonesia A-Z
Best lunch, Indomie telur + pilus dengan pemandangan sungai

Jalur Sungai

Rute pulang bisa dibilang ikutin aliran sungai itu. Thanks God agak mendung tapi ga hujan dan di sini jalurnya landai. Ada beberapa warung dan ada penginapan yang lagi dibangun, asik sepertinya nginap situ nanti. Di ujung rute ada coffee shop hits di pinggir sungai. Rame banget dan parkirannya penuh. Jalan sedikit lagi, rute selesai! Nah kalau rute pendek rutenya dari sawah langsung ke curug terus ke sungai ini aja.

Sungai di jalur balik Leuwi Asih Indonesia A-Z
Aliran sungai di jalur balik

Kami sampai di parkiran sekitar jam 2. Lumayan banget trekking santai 8 KM, dapat sekitar 18.000 langkah. Bonusnya makan Indomie di pinggir sungai dan kenang-kenangannya sol sepatu lepas. Ga kapok, malah nagih, selanjutnya mau balik lagi tapi yang rute 3 air terjun. Ada yang mau ikut?

Penginapan di Sentul Indonesia A-Z
Penginapan yang belum jadi di jalur balik, pemandangannya sungai!