Wayag Raja Ampat Surga di Indonesia
Florentina Woro
Dulu hanya membayangkan seindah apa Raja Ampat itu yang katanya the last paradise on earth, dan akhirnya ga cuma membayangkan. Setelah perjalanan panjang di hari pertama, hari ini perjalanan tidak akan terlalu lama di kapal, sekitar sejam dari Prajas. Jangan dibayangkan hiking cantik, medannya lumayan curam dengan karang tajam. Sebaiknya memakai alas kaki yang nyaman, sebaiknya bukan sandal jepit, dan sarung tangan karena kita akan berpegangan pada karang tajam untuk menuju puncak Wayag. Dari kapal sampai ke puncak Wayag sekitar 30 menit memanjat karang, sebenarnya balik lagi ke masing-masing orang.
Wayag 2
Tempat pertama yang kami datangi hari itu adalah Puncak Wayag 2, pemandangannya juara! Pas nanjak rasanya pengen nengok ke belakang terus. Gimana ga, bukit-bukit karang di tengah-tengah laut biru yang jernih banget. Ini belum seberapa, pemandangan di atas lebih cakep lagi. Gambar yang akan muncul kalau googling dengan keyword “Wayag” atau “Raja Ampat” ada di depan mata.
Ketika sudah sampai di puncak, nikmati pemandangan dan suasananya. Beruntung ga ada rombongan lain siang itu jadi kami bisa berlama-lama di puncak. Sebaiknya bawa minum dan topi ke puncak karena panas terik dan ga ada tempat berteduh. Lebih dari sejam kami berada di situ, baru kemudian turun dan bersiap ke destinasi berikutnya, puncak Wayag 1.
Wayag 1
Begitu sampai, gue terpesona dengan pantainya, jatuh cinta! Ombaknya tenang, lautnya jernih, pasir putih, dan bukit karang di sekitarnya. Pengen sih lama-lama main di pantai, tapi penasaran juga dengan puncaknya. Oke, gue cobain sebentar jalan-jalan di pantai sebelum lanjut hiking ke puncak Wayag 1.
Medan menuju puncak Wayag 1 lebih bersahabat karena melewati hutan dan karangnya ga sebanyak ketika di Wayag 2. Begitu sampai di atas, untuk berpindah dari satu spot ke spot lainnya harus manjat karang dengan kemiringan nyaris tegak dan tanpa pengaman.
Sama kayak di Puncak Wayag 2, beruntung ga bertemu rombongan lain di puncak jadi bisa berlama-lama walaupun panas terik. Puncak Wayag 2 memiliki beberapa spot dengan pemandangan yang berbeda. Tinggal pilih mau menikmati yang mana. Gue paling suka dengan pemandangan ke arah pantai tempat kapal datang. Lautnya bergradasi, kelihatan pasir dan karang di sekitar pantai itu.
Sekitar sejam kami di atas, kemudian makan siang di pantai sebelum menuju spot berikutnya, shark point. Sebenarnya, gue lebih memilih berlama-lama di Pantai Wayag 1 ini daripada ke shark point, tapi berhubung bukan solo trip dan rombongan besar, jadi harus menyesuaikan jadwal dengan yang lain.
Shark Point
Shark point akan jauh lebih menarik ketika dilihat dari atas. Judulnya bermain bareng hiu di tepi pantai. Kurang lebih seperti hiu di Pulau Tinabo, TN Takabonerate, Sulawesi Selatan. Supaya hiu datang, harus dikasih makan potongan ikan. Ga cuma hiu yang datang, ada ikan-ikan lain juga. Kalau disebut mengganggu ekosistem laut, ya sama dengan memakai sunblock ketika snorkeling, kadar merusaknya yang berbeda. Dan atraksi berenang dengan hiu menjadi atraksi utama di pantai ini. Setuju atau tidak, balik ke idealisme masing-masing.
Selain atraksi bermain dengan hiu, jika beruntung kita bisa menemukan clown fish ketika snorkeling atau kima yang ukurannya cukup besar. FYI, di sini bisa memesan es kelapa muda dan sudah ada kamar ganti.
Dari spot hiu, kami kembali ke Prajas dan malam itu menikmati makan malam dengan lobster, enak banget!