
Wisata Jakarta – Museum Unik di Jakarta Selatan, Museum di Tengah Kebun
Pernah dengar Museum di Tengah Kebun? Pasti belum banyak yang tahu. Awalnya juga gue ga tau, dengar dari teman tentang Museum di Tengah Kebun ini, kemudian googling. Yes, Google bisa menjawab hampir semua pertanyaan kita… Cari info sana sini, ga nemu website museum ini. Diharuskan reservasi sebelum berkunjung ke Museum di Tengah Kebun, lebih cepat lebih baik. Paling lambat 2 minggu sebelumnya, itupun jika masih ada slot, karena minimal rombongan 7 orang, maksimal 15 orang. Museum hanya dibuka Sabtu dan Minggu dengan jam berkunjung 9.30-11.30 WIB dan 12.30-14.30 WIB.

Lorong masuk ke Museum di Tengah Kebun
Trip museum kali ini gue ga ngajak banyak orang. Karena pertama, ga semua orang suka ke museum. Kedua, semakin banyak orang, semakin sulit ngatur dan sesuaikan jadwal. Jadilah 11 orang ke Museum di Tengah Kebun, hari Minggu, 30 April 2017. Pukul 9.30 WIB rombongan gue mulai berdatangan. Sedikit kesulitan mencari Museum di Tengah Kebun karena tidak terlalu mencolok. Patokannya di sebrang Masjid dan di sebelah kantor Gojek. Oke, setelah putar balik karena kelewatan, akhirnya lihat sebuah pintu kayu dengan tembok bertuliskan Museum di Tengah Kebun. Selamat datang di Museum di Tengah Kebun!

Bagian depan Museum di Tengah Kebun
Adem banget, lebih berasa seperti berkunjung ke rumah daripada museum. Ya memang rumah sebenarnya, hanya 20% lahan yang dibangun menjadi rumah, 80% sisanya berupa taman dan kebun. Di depan pintu utama rumah sudah terlihat beberapa arca dan koleksi lainnya. Uniknya, semua koleksi di sini memiliki label nama, termasuk pintu di bagian dalam yang merupakan bekas pintu penjara wanita.

Arca kepala Buddha di pintu masuk
Disambut oleh Mas Rian, yang menjadi guide kami pagi itu. Setelah mengisi buku tamu, kami diharuskan mengganti alas kaki kami dengan sandal jepit yang sudah melewati proses sterilisasi. Mas Rian menjelaskan koleksi-koleksi utama Museum di Tengah Kebun yang ada di setiap ruangan. Di setiap ruangan ada koleksi yang berbeda, mulai dari ruang tamu, ruang makan, dapur, dan juga toilet. Ruangan yang menghadap ke taman dinamakan ruangan Buddha Myanmar karena di situ terdapat patung Buddha Myanmar sebagai koleksi utama.

Toilet Museum di Tengah Kebun

Ruang Buddha Myanmar
Museum ini adalah rumah Bapak Sjahrial Djalil yang berusia 77 tahun. Beliau mengumpulkan benda-benda di Museum di Tengah Kebun ini sejak remaja sampai tahun 2012. Pak Sjahrial mengumpulkan benda-benda ini untuk mengembalikan benda-benda bersejarah Indonesia dari Balai Lelang Christie, London. Sebagian koleksi lainnya dikumpulkan dari seluruh daerah di Indonesia. Arca yang ditemukan di sawah dan kemudian dibarter dengan mendirikan sekolah di area tersebut. Pak Sjahrial sendiri yang mengeluarkan dana untuk mengumpulkan benda-benda ini. Beliau sendiri juga yang mengatur tata letak koleksi museum ini. Ketika Pak Sjahrial masih sehat, beliau sendiri juga yang membersihkan koleksinya, saat ini dibantu oleh asistennya.
Ada ruangan-ruangan khusus untuk koleksi, seperti ruangan untuk koleksi dari Dinasti Ming, Dinasti Ching, dan Kerajaan Majapahit. Koleksi yang paling menarik menurut gw adalah fosil kerang yang usianya 230 juta tahun Sebelum Masehi dan cincin pelacur. Cincin pelacur dipakai sebagai penanda pelacur di awal abad ke-19. Unik! Juga ada Kalung Sumba di abad ke-18. Sumba di Nusa Tenggara Timur juga memiliki Museum Budaya Sumba.

Langit-langit kamar tidur Pak Sjahrial

Kamar mandi Pak Sjahrial
Kami diijinkan masuk ke dalam ruang kerja, kamar tidur, dan kamar mandi Bapak Sjahrial, yang juga menyimpan koleksi Museum di Tengah Kebun. Amazed! Di ruang kerja ini, buku-buku, patung, dan koleksinya tertata rapih. Kamar tidurnya unik karena langit-langit kamar memiliki gambar dan berwarna cerah, untuk melatih saraf Pak Sjahrial. Lebih menarik lagi ketika masuk ke kamar mandi, karena kamar mandi lebih luas dari kamar ataupun ruang kerja. Di sini diperbolehkan untuk berfoto, tentunya dengan tidak menyentuh apalagi memindahkan koleksi, Mas Rian membantu untuk mengambil foto.

Ruang kerja Pak Sjahrial
Sudah 1 jam 30 menit kami berkeliling museum. Pada akhir trip, kami bersantai di gazebo di tengah taman, kemudian bergerak ke pinggir kolam renang. Dari sini terlihat ada sebuah area di taman yang diberi pembatas. Area tersebut disiapkan Bapak Sjharial untuk makam beliau nanti.

Kolam renang di kebun belakang
Sesuai dengan namanya, museum ini seperti berada di tengah kebun. Kebun yang sangat luas dan tertata rapih. Tidak dipungut biaya untuk masuk ke museum ini. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sembarangan menyentuh koleksi. Banyak informasi yang didapat di sini. Buat mengisi waktu libur ga harus keluar kota kan?
Yang pelu kamu perhatikan untuk ke Museum di Tengah Kebun:
- Untuk mengunjungi museum harus melakukan reservasi terlebih dulu
- Reservasi sebelum datang ke museum melalui link ini.
- Museum hanya buka Sabtu dan Minggu pada pukul: 9.30-11.30 WIB dan 12.30-14.30 WIB
- Tempat parkir di museum tidak terlalu luas