2.5 Jam di Museum Taman Prasasti Bareng Jakarta Good Guide
Walking tour buat kuliner sudah biasa, kali ini walking tour di Museum Taman Prasasti bareng Jakarta Good Guide (JGG). Walaupun ga ada kulinernya, peserta tour ini banyak banget. Ada 5 kelompok yang masing-masing kelompok ada sekitar 10 orang. Kalau ditanya ini rute keberapa, ga hitung dan ga pernah hitung, terakhir kemana juga lupa, saking seringnya hahah.. Rekomen banget Jakartagoodguide buat wisata di Jakarta, wisatanya dapet, sehatnya dapet karena jalan kaki 🙂
Mungkin penasaran ngapain aja 2.5 jam di Museum Taman Prasasti. Jadi, museum ini lokasinya ada di Jl. Tanah Abang I No 1, Gambir, Jakarta Pusat. Sama seperti museum pada umumnya, hari Senin tutup dan tiket masuknya Rp5.000 pakai Jakcard. Ini salah satu rute yang gue udah penasaran dari lama karena pemakamannya bagus! Ternyata ini adalah pemakaman modern tertua di Indonesia.
Karena ini pemakanan, walaupun judulnya museum, gue lebih milih ikut tour daripada jalan sendiri. Museum Taman Prasasti ini dulunya ada lebih dari 1000 unit pemakaman, sekarang tinggal 800, dan oleh guide dijelaskan 20 unit pemakanan “unggulan”. Maksudnya unggulan itu adalah yang diketahui sejarahnya di Indonesia. Dari 20 unit itu, yang gue inget ada beberapa, unik dan ya memang berkesan.
Sebelum mengitari Museum Taman Prasasti, dijelaskan bahwa sebagian jenasah yang dimakamkan di sini dulunya pindahan dari halaman Gereja yang saat ini adalah Museum Wayang. Pemakaman ini dibangun tahun 1795 dengan nama Kebon Jahe Kober. Tahun 1977 pemakamanan ini diresmikan sebagai museum oleh Ali Sadikin. Sejak diresmikan sebagai museum, saat ini hanya tinggal 1 jenasah yang masih ada di sini, yaitu Kapitein Jas. Jenasah lainnya ada dimana? Ada yang dibawa balik ke negara asalnya dan ada yang dipindahkan ke pemakaman lain. Luas pemakaman juga menyusut dari 5,5 ha menjadi 1,3 ha karena perkembangan tata kota. Yes, yang dulunya makam, jadi gedung di kiri kanannya.
Nah ini adalah beberapa unit unggulan yang paling berkesan selama walking tour selain yang ada di foto di bawah.
- Ada monumen yang hanya sepotong, kenapa? Karena yang meninggal masih ada impian yang belum tercapai
- Ada makam yang warna batunya seperti candi, dimana makam lainnya menggunakan marmer dan andesit, kenapa? Karena itu unit pemakaman arkeolog.
- Ada makam yang bentuknya seperti gedung kokoh, makam siapa? Arsitek Gereja Katedral
Soe Hok Gie
Selain di Museum Taman Prasasti, pusara Soe Hok Gie juga ada di Gunung Semeru dan Gunung Pangrango (abu kremasinya).
J. J Perie
J. J Perie membantu dalam proses penangkapan Pangeran Diponegoro, seperti yang ada di lukisannya Raden Saleh.
H. Van Der Grinten
Pastur yang baik hati, ini yang gue ingat dari sejarahnya. Pernah menjadi pastur di Katedral dan di bawah patungnya ada ukiran dia bersama anak-anak dan juga mengobrol dengan orang sakit di RSPAD. Menurut beliau, orang sakit tidak hanya membutuhkan obat, tapi juga butuh perhatian dan diajak ngobrol supaya cepat sembuh.
Miss Riboet dan T.D.Tio Jr
Miss Riboet dan suaminya adalah pemain opera, Opera Orion. Yang menarik dari operanya, semua pemain opera harus bisa bermain sepak bola. Beliau yang menginspirasi adanya “Toko Musik dan Olahraga”. Salah satu penyanyi di Opera Miss Riboet adalah nenek dari Indra Lesmana.
Dari ratusan unit pemakamana di sini, hanya 2 unit yang orang Indonesia, Soe Hok Gie dan Miss Riboet & suaminya. Di beberapa prasasti juga terdapat simbol iluminati, seperti di foto bersama postcard dari JGG. Selain itu, dari sekian banyak prasasti, yang paling berkesan ada di dekat pintu masuk. Isi tulisannya seperti ini intinya “Aku adalah kamu di masa depan dan kamu adalah aku di masa lalu”. Mengingatkan kita, semua akan kembali ke tanah 🙂
Ada museum yang gue datangi berkali-kali dan ga pernah bosan, namanya Museum di Tengah Kebun, lokasinya di Kemang, Jakara Selatan. Buat kalian yang suka dengan sejarah dan benda bersejarah yang unik, bisa kunjungi museum ini.