Gunung Parang via Ferrata – One Day Trip Purwakarta
Sebenarnya sudah cukup lama gue dan beberapa teman merencanakan ke Gunung Parang via Ferrata. Cek sana-sini, bandingin cost jalan sendiri atau pakai trip lebih murah mana, ternyata lebih murah pakai trip kalau orangnya cuma sedikit. Kami memutuskan menggunakan paket dari skywalker via Ferrata dengan harga Rp 325.000. Harga itu sudah termasuk transport PP Plaza-Semanggi – Gunung Parang dengan Elf, makan siang, dan peralatan selama di sana. Gue merekomendasikan pendakian Gunung Parang Skywalkter via Ferrata , guidenya si Kang Bibin (081315404261) yang merupakan founder Skywalker via Ferrata, bisa juga kontak dia lewat Instagram.
Rombongan gue ke Gunung Parang pagi itu cuma 3 orang, gue, Larissa partner jalan-dan-jajan-kemana-aja, dan Andi teman sekantor. Diminta ngumpul di Plaza Semanggi pukul 6 pagi dan Elf baru berangkat sekitar pukul 07.00. Perjalanan cukup lancar dari Jakarta ke Purwakarta, kami sampai di kaki Gunung Parang sekitar pukul 10.00. Dari tempat parkir menuju basecamp hanya memerlukan waktu 10 menit berjalan kaki, yah melewati kandang kambing dan sedikit persawahan. Fasilitas di basecamp cukup oke, sudah ada kamar mandi, toilet, tempat penitipan tas, dan beberapa hammock.
Total peserta pagi itu sekitar 12 orang dengan ditemani 2 local guide. Kang Bibin sebagai tour leader trip kali ini memberikan briefing sebelum pendakian Gunung Parang via Ferrata. Buat yang masih ragu manjat tebing ini, tenang saja, aman buat pemula karena dilengkapi dengan harness safety belt, helm, dan pastinya guide. Dari basecamp menuju ke kaki Gunung Parang berjalan kaki sedikit menanjak sekitar 15 menit, treknya tanah, kiri kanan hutan bambu. Anggap saja pemanasan.
Pendakian Gunung Parang via Ferrata
Sesampainya di kaki Gunung Parang, Kang Bibin mencontohkan teknik memanjat, pemindahan carabiner, dan bagaimana bertahan di atas kalau tiba-tiba lelah. Kalau mau istirahat di tengah-tengah, cukup pindahkan 2 carabiner ke ferrata, jangan dipasanga di tali baja, yah beberapa foto-foto kece dengan teknik ini. Excited dan deg-degan sih, padahal cuma mau naik 150 meter. Bisa banget kalau nambah 100 meter lagi, tapi di luar paket. Lihat nanti deh gue pikir, dan ternyata kemudian hujan di atas, dan gue mager (males gerak) karena licin dan lelah.
Di pendakian ini, Larissa yang pertama mengajukan diri untuk manjat, gue kedua, dan Andi ketiga. Ferrata yang dimaksud itu adalah tangga besi yang tertanam sepanjang tebing. Yang agak susah itu pas mulai pertama aja sih dan pas belokan di awal pendakian, rata-rata kemiringan di 70-90 derajat, yes tegak lurus. Puncak susahnya ketika ketemu tebing dengan kemiringan curam, ya sekitar 100 derajat, jadi berasa agak sedikit terlentang, mau jatuh ke belakang. Berat banget rasanya, lebih berat dari beban hidup hahaha…
Di ketinggian 100 meter, kita sudah bisa melihat pemandangan indah. Waduk Jatiluhur, Gunung Lembu, dan hamparan sawah. Cakep! Rasanya pengen lama-lama istirahat di sini sambil menikmati pemandangan ini, tapi ga lama hujan. Pendakian dipercepat supaya bisa masuk ke gua pertama, ferrata licin banget kalau hujan, makin menegangkan. Di gua bisa berteduh dan disediakan minuman dingin, syurga! Guanya ga terlalu besar, cuma bisa menampung sekitar 6 orang, jadi giliran duduk-duduk santai di gua pertama. Setelah itu turun menuju gua kedua, ga jauh di bawahnya. Buat gue, lebih enak manjat daripada turun.
Setelah gua kedua, turun lewat ferrata menuju tanah datar untuk 2 orang saja, kemudian rappelling. Wohoo! Rasanya campur aduk gue. Yakin sih sampai di bawah dengan selamat, tapi nyawa bergantung di seutas tali dan si mas yang ngontrol tali dari atas. Kaki harus tetap berpijak di tebing sedikit demi sedikit melompat ke bawah dan mengontrol arah kaki. Gue pegangan tali terlalu kenceng, akibatnya telapak tangan lecet. Ga inget berapa menit rappelling, kayaknya sih sekitar 15 menit, tapi berasa lama banget, turun dari ketinggian 100 meter itu.
Menyenangkan dan menegangkan pendakian Gunung Parang skywalker via ferrata. Untuk kenyamanan, lebih baik pakai sepatu kets atau sandal gunung dan pakaian olah raga sehingga lebih fleksibel geraknya. Kalau mau bawa tas selama mendaki bisa sih, tapi jangan terlalu besar, karena ada beberapa titik yang kemiringannya curam, malah memberatkan. Latihan fisik sebelum pendakian sih sangat dianjurkan, khususnya untuk fleksibilitas hahaha.. Oiya ada capsule hotel di sini, kalau tertarik, bisa coba kontak langsung ke Skywalker via Ferrata.
Untuk objek wisata gunung lain di Jawa Barat yang ramah untuk pemula, kalian bisa coba ke Papandayan, baca cerita lengkapnya di sini.