Pracima Tuin dan Rekomendasi Kuliner Solo
Transit beberapa jam di Solo bisa makan apa aja? Ada beberapa rekomendasi kuliner yang bisa dicoba, salah satunya Pracima Tuin, makan di dalam Keraton Solo. Kenapa cuma transit? Karena tujuan utama ke Bukit Sekipan di Tawangmangu buat event Siksorogo Lawu Ultra – weekend only tanpa cuti, cutinya habis buat ke EBC. Kebayangnya sih seru kayaknya ya, setelah sikso rogo (nyiksa badan) kasih self reward di Pracima Tuin. Apakah rekomen makan di sana? Gini ceritanya…
Cara Reservasi di Pracima Tuin
Untuk makan di Pracima Tuin, perlu reservasi, cek di bio Instagramnya. Gue reservasi online dan di situ ada beberapa aturan, salah satunya pakaian rapih dan ga boleh pakai sandal jepit. Pakaian rapih maksudnya bukan kaos atau celana pendek, dan jangan pakai batik motif parang. Ditulis juga minimum order Rp100.000 per orang, kalau pesan makanan utama dan minuman seharusnya masuk minimum order. Hari H akan dapat Whatsapp untuk reminder reservasi dan cara menuju ke Pracima Tuin.
Cara Menuju Pracima Tuin
Untuk kendaraan roda 4 bisa drop-off di dalam lobby Pracimasana, masuk gerbang Puro Mangkunegaran barat belok ke kiri. Sedangkan untuk parkir di area parkir luar Pura Mangkunegaran. Aksesnya bisa dengan ojek online. Begitu sampai di area Pracima Tuin, perlu konfirmasi reservasi di depan pintu masuk. Untuk area tunggu hanya diperbolehkan di satu sisi lorong. Begitu kira-kira isi chat Whatsapp dari Pracima Tuin.
Berhubung sepatu basah dan bawa carrier, kami dipinjamkan selop dan boleh nitip carrier di ruang karyawan. Sambil nunggu, ada welcome drink berupa infuse water. Kami bertiga masuk sesuai dengan waktu reservasi, jam 4 sore.
Harga dan Menu Pracima Tuin
Menu lengkapnya bisa dilihat di sini. Dapat tempat duduk persis di sebelah jendela dan tangga menuju dapur, di ujung ruangan. Kesan pertama, mewah dan bersih pastinya. Kami bertiga pesan menu yang berbeda. Gue pesan dendeng age, Geena pesan lidah gongso, dan Rial pesan bistik pitik bumbu opor. Sengaja pesan 3 menu beda biar bisa cobain beberapa menu. Disclaimer: review makanan berdasarkan selera dan pengalaman penulis, jadi hanya referensi.
Pesan menu dendeng age karena nama unik dan termasuk di menu spesial. Pas datang, waah menarik, tapi kok kecil ya porsinya haha.. Dendengnya 4 potong tipis, disajikan dengan panggangan arang, tampilan nasinya cantik dikelilingi sausnya (santan). Gimana rasanya? Enak, tapi bukan yang wow. Setelah makan ini, gue lanjut makan selat solo, masih lapar 🙂
Tampilannya lebih sederhana dan porsinya lebih mengenyangkan dibanding dendeng age. Bumbu lidahnya enak dan potongan lidah cukup tebal. Sayangnya, garis di lidahnya kelihatan jelas, agak menurunkan nafsu makan.
Rasa dan bentuk paling aman dari 2 menu sebelumnya. Ayamnya berbumbu, bumbu opor sama kayak opor pada umumnya tapi kental, dan disajikan dengan mashed potato. Porsinya oke, tapi bukan yang mengenyangkan. Untuk minuman, kami pesan es belimbing wuluh dan es teh pracima, rasanya oke, bukan yang wow.
Jadi kalau ditanya, rekomen atau ga makan di Pracima Tuin? Tergantung. Kalau cari experience dan cari suasana oke, tapi kalau buat rasa dan kepuasan makanan biasa aja. Ini tempat makan-makan cantik, bukan buat makan kenyang – kalau review dari gue, Geena dan Rial.
Selat Solo
Berhubung masih lapar dan kereta balik masih lama, gue lanjut makan selat solo. Ada banyak warung yang jual selat solo, rasanya kurang lebih mirip. Kalau ada yang bisa rekomen selat solo enak, boleh banget DM ya! Buat gue rasanya kayak makanan sehat haha, bukan yang berbumbu banget, cukup light dan pas buat makan dengan porsi kecil. Gue makan di Selat Solo Tenda Biru karena ini yang masih buka, 1 porsi selat galantin ini harganya Rp17.000, rasa dan porsi sesuai harga. Selain selat solo, di sini jual nasi gudeg juga.
Timlo
Sempat juga cobain timlo di Timlo Sastro. Biar sama definisinya ya, timlo di sini berbeda dengan sup kimlo. Kalau dicari tau, awalnya adalah menu yang sama tapi beda di cara pengucapan dan isinya juga menyesuaikan. Timlo ini isinya telur, ati rempela, dan “sosis”. Jangan dibayangkan sausage, sosis yang dimaksud lebih mirip sosis solo yang diiris. Sosis solo itu sendiri adalah telur dadar (dengan tepung) yang digulung, diisi ayam, dan digoreng. Gue suka timlo ini, dengan harga Rp25.000 mengenyangkan dan isinya banyak. Cocok buat brunch, kalau sarapan lebih oke tambah nasi.
Nasi Liwet
Nasi liwet isiannya ada sayur kuah dan lauk, biasanya telur atau ayam. Nasi liwet yang gue makan ada di sebrang Pasar Gede dan buat gue biasa aja karena porsi kecil, isi sedikit dan rasanya biasa aja. Dimana yang enak? Kalau info dari teman yang di Solo, yang enak yang ada di pinggir jalan, susurin aja pinggir jalan. Kalau waktunya banyak, kayaknya oke buat eksplor Solo cobain nasi liwet.
Jajanan Pasar di Pasar Gede
Ada banyak jajanan tradisional di Pasar Gede, dari yang terkenal sampai yang ga ada namanya. Es dawet, nasi liwet, pecel, soto, dan jajanan pasar yang manis.
Sop Iga dan Pecel Bu Ugi – Tawangmangu
Bonus rekomendasi kuliner adalah Sop Iga Bu Ugi di Tawangmangu. Kuahnya enak banget! Semangkuk sop iga Rp50.000, ada 3 potong iga, kalau beruntung dagingnya tebal dan empuk, tapi kalau lagi sial, dagingnya sedikit yang menempel di tulang. Ada pecel dan ada gorengan. Kalau datang di jam makan siang, rame banget dan harus nunggu untuk dapat tempat duduk.
Kuliner Solo lainnya? Nanti diupdate ya kalau main ke Solo lagi. Kalau mau ada yang nambahin list, boleh banget loh.