Everest Base Camp Indonesia A-Z
TRAVEL STORY

From Jakarta to Kathmandu to Everest Base Camp (EBC)

Setelah gagal tahun lalu (EBC Nov 2023), gue memutuskan balik lagi tahun ini untuk “menyelesaikan apa yang dimulai”, pastinya dengan persiapan yang lebih baik dan belajar dari kesalahan tahun lalu. Tahun ini berangkat dengan Hepi, yang sudah beberapa kali trip bareng (Alor, Sumba, Batur). Pakai travel operator Ace The Himalaya. Rute yang gue ambil adalah EBC via Gokyo, dengan durasi trekking 14 hari.

29 Oct 2024: Kathmandu

Monkey Temple Kathmandu Indonesia A-Z
Monkey Temple Kathmandu

Sekitar jam 2 siang sampai di Kathmandu, ngurus visa on arrival $50 untuk 30 hari dan beli simcard Ncell di airport NPR1.100 (ngisi form perlu pas foto). Dijemput oleh tim Ace dan sampai di Thamel sekitar jam 4 sore, disambut dengan klakson dan macet. Hari pertama nginap di Kailash Kutee, setelah check-in, langsung muter Thamel dan makan malam di Yangling Tibetan, momo di sini enak banget.

30 Oct 2024: Belanja di Thamel dan Pre-Trek Briefing

Pindah ke Hotel Thamel House (paket trip Ace). Persis di depan hotel ada toko Himalaya Gears, selain jual peralatan, mereka menyewakan sleeping bag. Gue beli micro spike, trekking pole, kaos kaki dan sarung tangan tambahan. Muter Thamel dan makan siang di Western Tandoori, momo versi murah tapi lumayan enak (kalau masih panas ya), dhal bat, paneer palak dan biryani juga oke.

Himalaya Gears Thamel Indonesia A-Z
Himalaya Gears Thamel

Sore itu, ada pre-trek briefing di kantor Ace dengan slide presentasi lengkap dari CEO nya (gue ga ngira sedetail ini), dikasih peta, topi, 2 “buff”, dan duffle bag. Dan diinfo ada kemungkinan naik helikopter dari Kathmandu karena cuaca jelek sehingga ga ada regular flight ke Lukla beberapa hari terakhir. Hari itu juga baru tau, ternyata group berenam, ada 4 orang Australi (2 ayah dan 2 anak). Malam itu makan di OR2K, hummusnya enak.

31 Oct 2024: Kukur Tihar dan Walking Tour Kathmandu

Kukur Tihar Nepal Indonesia A-Z
Kukur Tihar 2024

Ini hari yang gue tunggu, akhirnya di Nepal pas Kukur Tihar, bucketlist checked! Ketemu anjing-anjing lucu menggemaskan pakai garland dan tika. Jam 9 pagi, gue dan Hepi ikut walking tour Kathmandu, meeting point di depan Garden of Dreams dan berakhir di Monkey Temple. Pemanasan banget, pas jam 12 siang di Monkey Temple, dengan ratusan tangga hahaha. Begitu sampai atas dapat info, besok naik helikopter, baiklah, transfer pembayaran heli. Harga heli bervariasi $500-$700/orang untuk sharing heli. Sore itu rasanya campur aduk, excited dan deg-degan dengan cuaca, gue dan Hepi packing sambil pasang playlist “Budha Zen” biar tenang.

1 Nov 2024 – Day 1: Kathmandu to Surke to Phakding

Surke to Phakding Indonesia A-Z
Surke to Phakding

Dijemput 8.30 di hotel, sampai airport 09.00 dan ternyata antrian heli banyak banget! Guide kami, Rajendra Neupane (Raj), sangat komunikatif, dari awal sudah diinfo, tunggu aja antrian, akan diusahakan terbang secepatnya. Sekitar 11.00, Raj minta passport, ternyata gue dan Hepi terbang duluan dan akan dijemput porter di sana. Jam 12.00 gue dan Hepi terbang bareng group lain, akhirnya, 1 step closer to EBC trek! Memori helikopter gue berubah menyenangkan sekarang, saking menyenangkannya, gue tidur siang di heli. Baru sadar pas turun, bukan mendarat di Lukla, tapi Surke.

Helicopter from Kathmandu to Surke Indonesia A-Z
Helicopter from Kathmandu to Surke. Foto: Hepi

Begitu sampai, langsung makan siang – makan tepat waktu dengan karbo banyak dan ada protein. Kami pesan nasi goreng telur dan ginger lemon honey (ini minuman favorite sepanjang trek). 30 menit kemudian, porter kami datang, Narayan, sabar, ramah, dan murah senyum. Dia kayak guardian angel gue dan Hepi sejak hari pertama. Surke ke Phakding itu 1.5 jam lebih lama daripada Lukla ke Phakding, gue ga siap mental degan trek tanah dan bebatuan nanjak di hari pertama. Karena minum setiap 15 menit, gue beser, dan nyobain sherpa traditional toilet, hahahah! Intinya kayu berjejer di atas lubang cukup dalam yang penuh daun kering, ada celah di antara kayu, nah kita berdiri pas di kiri kanan celah itu. Bau ga? Ga tau, gue tahan nafas dari luar.

Snowland Hotel Phakding Indonesia A-Z
Snowland Hotel Phakding

Kena gelap di jalan itu rasanya ga sampe-sampe. Sampai di Phakding sekitar jam 7 malam, nginap di Snowland Hotel, kamarnya nyaman, bisa nge-charge, ada kamar mandi dan toilet dalam, ada air panas. Gue ga mandi, terakhir mandi pagi itu. Makan malam dhal bat dan minum ginger lemon honey lagi. Raj dan 4 orang lain baru sampai Phakding malam sekitar jam 9.

2 Nov 24 – Day 2: Phakding to Namche

Namche Bazaar Indonesia A-Z
Namche Bazaar

Mulai jalan jam 8 pagi pakai jaket tipis dengan air 2 liter di water bladder dan sampai di Jorsalle untuk makan siang 11.25. Medannya naik turun tangga batu, masih banyak rumah penduduk, pemandangannya Gunung Thamserku, dan lewati 4 jembatan sebelum makan siang. Makan siang dhal bat dan minum ginger lemon honey lagi, refill water bladder 2 liter lagi. Setelah makan siang, bersiap dengan Hillary Bridge, jembatan panjang, tinggi, berangin, dan goyang. Dilanjut dengan tanjakan tanah batu sampai ke Namche. Beruntung siang itu ga banyak orang (karena pesawat mereka delay) jadi jalur ga terlalu berdebu. Sore itu sampai di Namche 15.30 dan nginap di Bodhi Hotel dekat stupa. Gue beli jaket wind breaker yang ternyata juga tahan air dan salju ringan di Everest Sherpa Equipment store. Malam itu mulai makan garlic soup, cek saturasi oksigen dan minum Diamox 125gr (setengah tablet).

Bodhi Hotel Namche Indonesia A-Z
Bodhi Hotel di Namche. Beberapa kali kejedot tangga di pojok.

3 Nov 24 – Day 3: Acclimatization at Namche Bazaar

Aklimatisasi di Namche Bazaar Indonesia A-Z
Aklimatisasi pertama di Namche Bazaar

Cuaca masih ga oke, mendung, kalau dari forecast, 2 hari lagi baru bagus (semoga!). Gue pakai heattech, windbreaker, fleece, dan beanie, memastikan kepala dan leher tertutup. Dari hotel di Namche, ke Sherpa Culture Museum, kemudian ke Panorama Hotel. Umumnya, aklimatisasi di Namche itu sampai Everest View Hotel, karena berkabu, kami sampai di Panorama Hotel saja, minum ginger lemon honey lagi, kemudian turun ke Sagarmatha Next. Menariknya di sini ada video documenter tentang perkembangan dan pengolahan sampah di jalur trekking Everest, VR puncak Everest, dan juga bisa beli produk hasil olahan sampah di jalur trekking. Salah satu produknya adalah miniatur puncak beberapa gunung di Himalaya, harganya NPR5.000.

Sagarmatha Next Indonesia A-Z
Miniatur gunung di Himalaya dari hasil olahan sampah plastik di Sagarmatha Next

Sore itu gue dan Hepi belanja biskuit dan tisu untuk di trek, karena makin ke atas, toilet sharing dan ga ada rumah penduduk buat jajan. Lanjut ngeteh di Namche Bakery, apple pie, cheesecake, dan masala tea. Lupa banget, kalau disarankan menghindari susu selama di trek (takut ga mendidih atau ga fresh), masala tea pakai susu dan hasilnya di jam 3 pagi. Hari itu gue udah sendawa terus, perut berasa bergas.

4 Nov 24 – Day 4: Namche to Tengboche

Jam 3 pagi kebangun dengan perut melilit, diare. Duh antara diare dan asam lambung, efek susu di masala tea. Untungnya bawa Nexium (obat asam lambung) dan sudah beli biskuit. Lanjut tidur dan pagi itu rasanya lemas. Sarapan bubur oat dengan topping abon yang gue bawa dari Jakarta, cukup buat tenaga sampai ke Phungitanga, tempat makan siang. Treknya cenderung datar (Nepali flat) dilanjut turunan tanah berbatu). Group kita reroute, EBC dulu baru Gokyo. Gue pakai heattech, fleece, dan beanie, dengan windbreaker di daypack.

Gloomy Namche Indonesia A-Z
Gloomy Namche. Foto: Hepi (gue ga ada tenaga buat foto hari itu)

Nafsu makan gue menurun, perut melilit, beser, dan diare. Trauma di jalur yang sama nafsu makan gue hilang. Jadi siang itu gue makan rara noodles (sejenis mie instant) pakai telur, yang penting ada karbo dan protein. Karena setelah makan siang jalurnya tanjakan tanah dan batu sampai ke Tengboche, ini bukan jalur yang menyenangkan. Hari keempat rasanya panjang banget, beser dan diare 2x di jalur, ditutup dengan hujan salju 20 menit terakhir sebelum sampai di Tengboche.

Hotel Himalaya Tengboche Indonesia A-Z
Hotel Himalaya Tengboche

Malam itu nginap di Hotel Himalaya, persis di sebrang monastery Tengboche, kamar ternyaman selama di trek, bersih dan hangat, walaupun toilet sharing. Mulai dari Tengboche, setiap malam gue dan Hepi beli air panas di termos, jadi kita minum setiap kebangun dan juga bangun pagi. Malam itu gw pesan potato momo dan Hepi pesan mushroom pizza (ini enak, tapi keju, keju dari susu hahaha).

5 Nov 24 – Day 5: Tengboche to Dingboche

Snowy Tengboche dengan view puncak Everest dan Ama Dablam Indonesia A-Z
Snowy Tengboche dengan view puncak Everest dan Ama Dablam

Gue tidur pulas di Tengboche, nyaman banget, kebangun sekali cuma buat minum. Trauma gue hilang atau tepatnya jadi lebih PD karena ga ada gejala AMS di Tengboche kayak tahun lalu. Suhu malam itu -18 derajat, paginya -16 dan pas gue buka tirai, berasa white Christmas, semua ketutup salju, dan banyak pohon cemara. Pagi itu ke monastery 6.30 dan ikut meditasi biar lebih tenang. Kasih persembahan sukarela, kemudian dikasih kalung dari benang merah. Puncak Everest kelihatan jelas, hari itu sampai turun cuaca cerah.

Tengboche to Dingboche Indonesia A-Z
Tengboche to Dingboche

Perjalanan menuju Shomare (tempat makan siang) berupa tanjakan dengan view Ama Dablam kemudian pemukiman penduduk di Pangboche. Setelah dari Shomare, trek terbuka, ga ada lagi rumah, pohon semakin jarang, cukup berangin, dan mendung. Di sini Hepi lemas dan memutuskan naik kuda supaya cepat sampai di Dingboche. Gue lanjut jalan sampai di Yak Lodge Dingboche. Lumayan kaget dengan kamarnya, lokasinya berada di luar bangunan utama, ada celah di antara jendela yang ditutup dengan selotip, kelebihannya toilet dalam kamar. Malam itu -18 derajat dan sangat berangin sampai besok paginya.

Yak Lodge di Dingboche
Yak Lodge di Dingboche

6 Nov 24 – Day 6: Acclimatization at Dingboche

Aklimatisasi di Dingboche Indonesia A-Z
Aklimatisasi di Dingboche dengan view Taboche dan Cholatse

Rencana mulai ke aklimatisasi 7.30, tapi angin ga reda, diundur sampai 8.30 dan tetap berangin. Jalan pelan dan siap balik badan ketika ada angin. Ini pengalaman trekking pertama gue dengan angin yang wow banget, bisa lihat banyak debu terbang, dan sebagian masuk ke mulut (padahal udah ketutup semua). Saking beranginnya, kami aklimatisasi sampai di 4.500an saja. Masih dengan kostum yang sama, tapi dengan down pants, dingin banget pagi itu.

Sherpa Cafe in Dingboche Indonesia A-Z
Sherpa Cafe in Dingboche

Setelah makan siang, cari coffee shop yang nyaman, ga jauh dari penginapan. Ada beberapa opsi seperti 4.410 dan Sherpa Cafe. Free wifi, free charging, 2 hal ini rasanya berharga banget di atas. Harga paket wifi 10GB untuk 24 jam itu NR1.000. “Ren, bisa kali digital detox? Bisa, tapi perlu wifi buat ngabarin ke rumah.”

7 Nov 24 – Day 7: Dingboche to Lobuche

Shelter for yak owners Indonesia A-Z
Shelter for yak owners

Gue kira Namche ke Tengboche itu paling panjang, ternyata ini lebih panjang, tapi pemandangannya bagus banget. Thank God, akhirnya bisa menikmati pemandangan di sini dengan Taboche dan Cholatse yang gagah banget. Pagi itu satu orang gejala AMS, ada opsi untuk nambah satu malam di Dingboche, tapi dia pilih untuk jalan Lobuche. Nanjak halus dan panjang dari Dingboche ke Thukla, tempat makan siang. Hari itu minum lebih banyak dari sebelumnya karena terik dan setelah lunch, banyak minum obat.

Memorial di Thukla Pass Indonesia A-Z
Memorial di Thukla Pass

Setelah makan siang, *menghela nafas* panjang banget tanjakannya dari Thukla ke Thukla Pass. Diare gue sudah reda, tapi kali ini perut gue sakit lagi karena langsung jalan nanjak 5 menit setelah selesai makan, untung bawa Buscopan. Sakit di gunung itu ga enak, apalagi suhu minus dan berangin, jalan makin lambat, rasanya ga sampe-sampe… Sore itu berasa pusing dan agak demam, minum Sanmol. Lebih ke ujian mental daripada ujian fisik.

Penginapan kami bukan di Lobuche, tapi Lobuche pyramid, lokasinya buat gue out of nowhere, di balik bukit yang gue kira ga ada kehidupan, namanya 8.000 inn. Pilek, hidung mampet, dan mulai ada darah kering di hidung karena dingin. Setelah makan malam minum Diamox dan Procold sebelum tidur. Maaf ya ginjal, kamu kerja cukup berat. Kamar perempuan sharing bertiga, hangat banget, bisa ngecharge di kamar. Saturasi oksigen gue 91% malam itu di 5.050 MDPL, masih aman.

8000 inn - Lobuche Pyramid Indonesia A-Z
8000 inn – Lobuche Pyramid. Sempit, berantakan, tapi hangat banget.

8 Nov 24 – Day 8: Lobuche Pyramid to Gorakshep to EBC

Lobuche Pyramid Indonesia A-Z
Lobuche Pyramid 8.000 inn dengan solar panel

The big day! Pagi itu satu orang turun dengan helikopter, ga lanjut ke Gorakshep karena saturasi oksigennya rendah. Service Ace di sini oke banget, kurang dari 1 jam guide telpon untuk evakuasi, heli sudah datang. 5 orang lanjut jalan ke Gorakshep, pastinya gue dan Hepi jalan di belakang bareng Narayan (porter). Kecepatan jalan gue dan Hepi berbeda dengan 3 orang lain.

Lobuche to Gorakshep Indonesia A-Z
Lobuche Pyramid ke Gorakshep

Medannya batu, pasir, dan es. Pemandangannya gunung es. Gue suka jalur ini, walaupun nafas makin berat dan jalan harus pilih batu yang mau diinjak. Excited karena pertama kali trekking di atas 5.000 MDPL. Sampai di Gorakshep Himalayan Lodge sekitar jam 11, langsung makan siang dan bersiap ke Everest Base Camp (EBC) ditemani Narayan. Gorakshep adalah desa dengan penginapan tertinggi di dunia, di ketinggian 5.140 MDPL. Pemandangan dari jendela kamar, toilet, dan ruang makan semuanya bagusss banget!

Gorakshep Indonesia A-Z
Akhirnya Gorakshep kelihatan!

Sekitar 11.45 jalan dari Gorakshep ke EBC. Medannya berupa batu, pasir dan es. Naik, turun, datar, berulang. Beruntung hari itu langit cerah. Mendekati EBC, mulai terlihat glacier, dan kami jalan persis di sisi Khumbu Glacier untuk sampai ke base camp. 14.10 sampai di EBC!!

Rena and Hepi at Everest Base Camp Indonesia A-Z
Hepi and Rena at EBC with Everest as background!

Malam itu, 3 orang memutuskan untuk turun langsung ke Pheriche, ga lanjut ke Cho La Pass dan Gokyo. Gue dan Hepi berpikir keras, lanjut Gokyo atau ikut turun? Cerita di hari berikutnya menyusul ya!

Rena, Hepi, Raj, Narayan
Rena, Hepi, Narayan, Raj

Berapa total biaya ke Everest Base Camp?

Harga paket tergantung rutenya. Harga paket trip bisa cek di sini. Untuk harga tiket pesawat Jakarta-Kathmandu bisa cek di app. Karena lebih dari 5.000 MDPL, gue pakai trekking insurance. Biaya lainnya: tip porter dan guide, makan dan minum tambahan di trek, wifi dan charging di trek, makan di kota, penginapan tambahan di kota, dan belanja peralatan (kalau belum lengkap). Totalnya berapa? Gue ga hitung, kecuali ada yang mau gantiin total biayanya, gue hitungin hehe.