Tektok Sindoro via Kledung 10 jam Indonesia A-Z
TRAVEL STORY

Tektok Sindoro via Kledung 10 Jam

Gunung Sindoro punya beberapa jalur pendakian, 2 yang ramai adalah Sindoro via Kledung dan Sindoro via Alang-Alang Sewu. Dengan beberapa pertimbangan gue naik Sindoro via Kledung tektok. Awal Januari langsung kontak teman di Salatiga, Mas Away, yang biasa nge-guide. Rekomen banget kalau butuh guide di gunung atau mau rental peralatan. Sebelumnya pernah nge-guide gue tektok Ungaran via Perantunan di libur Imlek 2024. Kalau mau dengerin podcastnya, ada di sini.

Sebelum sunrise di jalur baru dari sunrise campe ke Pos 4 Indonesia A-Z
Sebelum sunrise di jalur baru dari sunrise campe ke Pos 4

Jakarta – Wonosobo

Sleeper bus Sinar Jaya di Kampung Rambutan Indonesia A-Z
Sleeper bus Sinar Jaya di Kampung Rambutan

Pertama kali cobain sleeper bus Sinar Jaya dari Kampung Rambutan. QR dari aplikasi perlu ditukar tiket di loket lantai 2 Terminal Kampung Rambutan, dengan menunjukkan KTP. Begitu masuk bus, dikasih kantong plastik untuk sepatu/sandal, jadi kita harus lepas alas kaki di pintu masuk bus. Dengan harga Rp285.000 menurut gue oke banget. Cukup nyaman, ada selimut dan bantal, bisa ngecharge, dan ada toilet. Selain itu juga dapat makan malam padang prasmanan, 1 lauk, 1 sayur, kerupuk dan teh manis.Di tiket, keberangkatan dari Kampung Rambutan 17.55 dan tiba Terminal Mendolo Wonosobo 3.30, ternyata bus berangkat 18.10 dan tiba 5.15.

Sleeper bus bagian atas dan bawah Indonesia A-Z
Sleeper bus bagian atas dan bawah
Fasilitas sleeper bus Sinar Jaya, bantal, selimut, dan TV Indonesia A-Z
Fasilitas sleeper bus Sinar Jaya, bantal, selimut, dan TV

Oemah Alam Mandala

Oemah Alam Mandala Wonosobo Indonesia A-Z
Oemah Alam Mandala Wonosobo

Karena masih gelap, gue nunggu di salah satu warung di terminal sampai jam 6 sambil sarapan. Jalan keluar terminal 5 menit ke Oemah Alam Mandala. Oemah Alam yang dikelola oleh Mas Joko ini sebenarnya posko relawan, bisa jadi tempat singgah, ada beberapa pendaki dan tamu yang menginap. Ga ada biaya yang dipatok untuk menginap / menggunakan toilet, donasi sukarela. Donasi yang terkumpul akan disalurkan ke panti asuhan.

Rest Day Sebelum Pendakian

Pemandangan di menuju BC Sindoro via Kledung Indonesia A-Z
Pemandangan di menuju BC Sindoro via Kledung

Buat gue, 3 faktor keberhasilan pendakian itu cukup makan, cukup minum, dan cukup istirahat. H-1 gue makan lebih banyak dari biasanya. Brunch nasi jagung dan sup sapi di Warung Makan & Kopi Suryatji Kledung. Setelah itu ke Warung Mbah Rukun, persis di atas Base Camp (BC) Sumbing Garung karena lebih sepi dari BC Sindoro ataupun Sumbing. Istirahat sebentar, kemudian ke Embung Kledung. Makanan di Warung Mbah Rukun enak dan cukup nyaman untuk istirahat.

Nasi jagung di RM Suryajati Kledung Indonesia A-Z
Nasi jagung di RM Suryatji Kledung
Embung Kledung Indonesia A-Z
Embung Kledung dengan view Sindoro

Penasaran di Podcast Experience Jadi Anak Gunung Tanpa Trekking bahas Embung Kledung. Kalau ga kabut emang bagus, Sindoro dan Sumbing kelihatan jelas, dan di sini tempat kemping ceria tanpa perlu trekking. Gue record podcast Sindoro dan Sumbing dengan Mas Away dan backsound hujan, banyak banget insight-nya, ditunggu ya nanti!

Warung Pak Rukun Indonesia A-Z
Tempat istirahat di Warung Mbah Rukun

Base Camp Sindoro via Kledung 

Base Camp Sindoro via Kledung Indonesia A-Z
Base Camp Sindoro via Kledung

Sore itu gue balik ke Warung Pak Rukun buat makan malam dan tidur lebih awal, 20.00, karena akan bangun 23.30. Tengah malam berangkat dan mampir dulu makan nasi ayam karena butuh tenaga buat pendakian 10 jam. 01.00 sampai di BC Sindoro via Kledung untuk registrasi. Biaya pendakian Rp35.000/orang dan untuk tektok wajib membawa nasi bungkus.

Pos Ojek Sindoro via Kledung Indonesia A-Z
Pos Ojek Sindoro via Kledung

Dari BC ke atas ada opsi naik ojek untuk mempersingkat waktu, gue pilih naik ojek Rp35.000/orang. Kaget banget tukang ojeknya minta bonceng langsung 2 orang. Gue nego bisa 1 ojek 1 orang, tapi normalnya 1 ojek langsung 2 orang. Jalurnya? Beberapa menit pertama gue berasa masih aman, begitu masuk jalur tanah licin, gue merem, pegangan jaket abang ojek, dan doa aja sepanjang jalur. 10 menit di ojek berasa lama banget dan untung turun ojek dengan selamat.

Rute pendakian Sindoro via Kledung Indonesia A-Z
Rute pendakian Sindoro via Kledung. Foto: Away
Jalur pendakian pos ojek ke pos 2 berupa tanah Indonesia A-Z
Jalur pendakian pos ojek ke pos 2 berupa tanah

Pos Ojek – Pos 2 Sindoro

Pos 2 Sindoro Indonesia A-Z
Pos 2 Sindoro

Info dari Mas Away, kalau cerah dan jalanan ga licin, ojek bisa sampai dekat pos 2. Hari sebelumnya hujan jadi ga ada ojek yang sampai Pos 2. Gue mulai jalan jam 2 pagi dari Pos Ojek di ketinggian 1.800an MDPL, medannya tanah. 20 menit kemudian sampai di Pos 2 di ketinggian 1.980 MDPL. Gerah ya, gue lepas jaket polar dan down pants, karena sebelumnya berasa dingin. Gue pakai kaos quick dry lengan panjang, legging, hiking boots, dan bandana penutup kuping. 

Pos 3 Sindoro dan Sunrise Camp

Camp area di Pos 3 Sindoro Indonesia A-Z
Camp area di Pos 3 Sindoro

Dari Pos 2 ke Pos 3 mulai ketemu jalur batu menanjak, jalan santai sekitar 50 menit. Berhenti sebentar di Pos 3 di ketinggian 2.315 MDPL, di sini ada warung Pak Kuat, jadi tempat terakhir bisa beli makanan dan minuman. Gunung Sumbing kelihatan jelas di sebrang, cahaya headlamp berjejer ke arah puncaknya. Lanjut jalan, 20 menit kemudian sampai di Sunrise Camp di ketinggian 2.423 MDPL. Di sini merupakan batas area camp dan ada emergency shelter. 2 alasan kenapa Sindoro via Kledung direkomendasikan untuk yang pertama kali ke Sindoro, ada warung dan ada emergency shelter.

Pos 3 via Kledung Indonesia A-Z
Pos 3 via Kledung

Jalur Pendakian Baru Sindoro via Kledung

Jalur baru Sunrise Camp ke Pos 4 Sindoro Indonesia A-Z
Jalur baru Sunrise Camp ke Pos 4 Sindoro

Setelah lewat dari sunrise camp, jalur pendakiannya didominasi batu, menanjak, dan macet. Karena hari kejepit jadi long weekend untuk sebagian besar orang, rame banget di jalur! Untung banget, Mas Away lihat ada jalur baru, kami memutuskan belok ke jalur baru itu. Di awal jalur seneng banget, empuk, medannya tanah dan ga ada pendaki lain. Berhubung masih gelap, ga liat seberapa curam nanjaknya, tapi berasa lebih capek, kayaknya lebih curam deh. Dapat sunrise yang agak ketutup awan di jalur ini, tapi Gunung Sumbing, Merbabu, Merapi, dan Lawu kelihatan jelas. Setelah sunrise bagus banget lautan awannya bergerak. Gue ga cek ini di ketinggian berapa, terlalu fokus kagum sama awan bergerak. Lumayan lama berhenti di sini, 30 menitan.

Pos 4 via Kledung Watu Tatah Indonesia A-Z
Pos 4 via Kledung Watu Tatah dan antriannya

Pos 4 Sindoro via Kledung – Hutan Mati

Gunung Sumbing dari Sindoro Indonesia A-Z
Gunung Sumbing dari Sindoro setelah pos 4

Lanjut jalan menuju Pos 4 Sindoro di 2.838 MDPL dan banyak banget yang antri di Watu Tatah, spot foto sejuta pendaki yang ke Sindoro dengan background Gunung Sumbing. Gue skip, lanjut jalan ke atas, medannya masih tanah dan batu. Di salah titik sebelum hutan mati, istirahat lagi 15 menitan karena di sini ada sinyal! Telkomsel ya, ga tau ya operator lain. Sinyal lumayan oke karena bisa kirim foto di Whatsapp.

Dari pos 4 Sindoro ke hutan mati Indonesia A-Z
Dari pos 4 Sindoro ke hutan mati

Pendakian kali ini bisa dibilang cukup santai, karena bisa istirahat suka-suka. Lanjut jalan menuju hutan mati yang jalurnya didominasi batu, mirip hutan mati Papandayan tapi jauh lebih curam dan menanjak. Di ketinggian 3.000 bau belerang mulai tercium, sebaiknya bawa buff atau masker. Sudah terang dan kelihatan pendaki dari jalur Alang-Alang Sewu. Jalan gue makin pelan, karena mulai terik dan bau belerang, tetap minum setiap 15 menit. 

Puncak Sindoro 3.153 MDPL

Puncak Sindoro 3.153 MDPL Indonesia A-Z
Puncak Sindoro 3.153 MDPL

7.43 gue sampai di puncak Sindoro. Wah gile rame banget! Banyak banget yang antri di tulisan puncak Sindoro. Karena bau belerang, gue memilih ke arah kawah, penasaran kayak gimana, turun ke batu paling atas, antrian 3 orang saja. Setelah itu coba jalan ke arah kanan kawah, tapi ternyata bau belerang makin nyengat. Oke lebih baik turun dan sarapan. Di puncak ga sampai 15 menit, kemudian turun secepatnya cari spot untuk sarapan yang ga bau belerang. Untuk alasan keselamatan, ada aturan maksimal di kawah sampai jam 10 pagi.

Hutan mati di Sindoro Indonesia A-Z
Hutan mati di Sindoro

Jalur Turun Sindoro via Kledung

Watu Tatah jadi spot foto favorit Sindoro via Kledung Indonesia A-Z
Watu Tatah yang jadi spot foto favorit Sindoro via Kledung

Jalur turun hampir sama dengan jalur naik. Bedanya dari jalur baru ketika naik, ternyata ada jalur baru lainnya yang berupa tanah, agak memutar dan langsung ke sunrise camp. Happy banget sih dapat jalur turun tanah, dengkul aman banget. Ternyata di jalur baru dari Pos 4 ini ada sinyal dan enak banget buat istirahat. Tanah empuk, kiri kanan rumput tinggi, dan sedikit berangin, sepintas mirip bukit penyesalan Rinjani. Begitu sampai di sunrise camp, gerimis, ga istirahat, langsung lanjut turun ke Pos 3. Di Pos 3 istirahat sebentar langsung turun lagi ke Pos 2. Di jalan ke Pos 2 banyak papasan dengan pendaki yang baru naik. Harap-harap cemas karena mendung, gue berharap ada ojek di Pos 2. 

Sunrise camp Sindoro via Kledung (foto ketika turun) Indonesia A-Z
Sunrise camp Sindoro via Kledung (foto ketika turun)

Doa terkabul! Ada ojek di Pos 2, tapiii abang ojeknya minta bonceng langsung 2 orang, motornya emang dimodif ada pijakan kaki untuk 2 penumpang. Mulai mendung, daripada kena hujan di jalur, gue mengiyakan. Pas banget ada 1 mbak dari group lain, jadi abang ojek-gue-mbak yang baru kenal di 1 motor. Astaga jalurnya ternyata lebih wow dari ojek naik. Gue merem sepanjang jalur dari Pos 2 sampai Pos Ojek, sedangkan si mbak masih nyapa pendaki lain “permisi, duluan”. Di Pos Ojek ganti motor, dengan formasi yang sama bareng si mbak, gue di tengah dan naik ojek sampai BC Kledung, berasa isi sandwich Rp50.000/orang. Dengan ojek, menghemat waktu 1-2 jam perjalanan. Pendakian Sindoro berjalan lancar semuanya, mulai dari perjalanan Jakarta-Wonosobo, naik dan turun Sindoro ga kena hujan, selamat turun dari ojek. Beberapa orang di jalur papasan ngira, kami ga jadi muncak, karena turun masih bersih. Sampai akhirnya perjalanan pulang, drama bus Agra Mas.

Temanggung – Jakarta

Bus pulang pakai Agra Mas Rp245.000, beli di Traveloka dan tertulis pick up point di Agen Murni Parakan. Jadwal bus 17.00 dan gue sampai di agen ini 15.45. Begitu sampai, gue konfirmasi ke mbak penjaga bahwa bus jam 5 dan dia mempersilahkan gue duduk. 16.05 tiba-tiba gue disuruh duduk luar sama mbaknya karena dia mau tutup. Bingung dan kaget, berusaha mencerna kalimatnya, “Saya mau pulang setengah lima, mbak tunggu di luar, saya ga ada penumpang lagi.” Otomatis gue jawab “Lah, saya penumpang, ini tiket saya”. “Mbak beli online, bukan di sini, mbak duduk di tukang gorengan saja, saya mau pulang.” Sore itu hujan deras dan banyak yang neduh di tukang gorengan. Pertama (dan terakhir) kali diusir dari agen bus, jadi pelajaran banget, lebih baik pilih bus dari terminal. Agra Mas Parakan – Not Recommended!

Agen Murni Temanggung

Ga ada opsi dan males debat karena masih perlu tenaga buat nunggu bus yang ga tau akan datang jam berapa. Gue telpon Mas Away dan minta tolong untuk tungguin sampai bus datang atau worst case bus gue ga datang. Ga ngerti gimana caranya balik Jakarta tepat waktu kalau bus ini ga datang. Ternyata benar, bus baru datang 17.30. Seperti bus pantura pada umumnya, full music dan ngebut, gue sampai di Jakarta sekitar jam 3 pagi, dimana jadwal seharusnya 4.45.

Kapok ga ke Sindoro? Ga dong, tapi ga balik dalam waktu dekat. Rencana akan ke Gunung Sumbing tahun ini dan pastinya PP akan naik sleeper bus.