
One Day Trip 3 Pantai di Uluwatu
Weekend di Bukit (Uluwatu) waktunya mantai. Cek Google Map, cek app untuk ombak, akhirnya memutuskan one day trip ke 3 pantai ini: Balangan, Dreamland, dan Green Bowl. Balangan dan Dreamland lokasinya bisa dibilang bersebelahan, sedangkan Green Bowl di lokasi yang berbeda.
Pantai Balangan

Biasanya orang-orang datang ke sini pas sunset karena posisinya di sebelah barat, tapi gue agak jauh baliknya dan males bawa motor malem-malem sendirian. Setelah sarapan, gue berangkat ke Balangan dengan bermodalkan Google Map. Ga berencana main air di sini karena ombak lagi tinggi. Lewat New Kuta Golf yang super duper sepi, gue agak was-was kalau nyasar lagi, tapi mestinya sih ga. Keluar dari area New Kuta Golf, ketemu jalan kecil yang agak rusak dan menanjak. Untungnya ketemu pos satpam, tanya di situ dan ternyata benar ke arah Pantai Balangan. Selanjutnya ikuti Google Map (lagi) dan akhirnya gue sampai di Tebing Balangan. Belum ada yang jaga tiket pas gue dateng.

Bagus banget pemandangan dari atas tebing, sepi, dan panas terik. Hahaha yaiyalah Ren, sampe sana jam 11 siang. Dilihat dari semua sisi bagus, apalagi kalau sunset, line of sight matahari terbenamnya. Di bawah ada yang lagi berjemur, pengen, tapi nanti aja di Green Bowl lebih adem. Gue ketemu 2 bapak yang lagi duduk di pinggir tebing dan sempat ngobrol dengan mereka. Dulunya salah satu dari mereka kerja di restoran tapi karena Covid, restoran tutup dan sekarang bapak ini ternak sapi. Covid ngubah hidup banyak orang, semua orang bertahan dan berjuang dengan masalahnya sendiri. Setelah ngobrol, gue turun ke pantainya, beda tempat parkiranya pantai dan tebing Balangan. Kalau gue lebih suka lihat Balangan dari atas tebing daripada di pantainya. Ada rumah makan dan hotel di sini, tapi tutup, cuma ada beberapa orang yang berjemur.
Pantai Dreamland

Dari Balangan, gue ke Dreamland lewat New Kuta Golf lagi – ada beberapa jalan ke Dreamland. Tiket masuk Rp 7.000 dan bapak penjaga loket berbaik hati nganterin gue ke parkiran bawah. Ga securam di Pantai Nyang Nyang, tapi dengan senang hati gue menerima bantuan diboncengin motor ke bawah. Dari parkiran ke pantai lewatin deretan toko yang tutup, cuma ada satu toko yang buka dan si Ibu pemilik toko cerita kalau sejak Covid pemasukan turun drastis. Ga maksa sih, tapi membujuk secara halus supaya gue beli dagangan dia, oke, gue beli gelang Rp 10.000. Ga lama main di pantai karena panas terik pas 12.30, cuma melipir sebentar di tebing sebelah kiri karena adem, sambil liatin yang surfing.

Warung Ganesha 88

Waktunya makan siang, dan perlu makan sehat setelah beberapa hari agak kacau makannya. Gue googling dan menemukan Warung Ganesha 88 yang masih searah dengan New Kuta Golf. Dari review ok dan sepertinya cocok dengan selera gue. Ternyata benar! Rasanya masakan rumahan banget, harganya oke dan sehat pastinya. Makan siang gue seharga Rp 25.000 isinya nasi merah, ayam cincang lada hitam, sayur labu (berasa balik ke rumah!), tahu kari, perkedel tahu, dan tempe teriyaki. Gue beli kombucha Rp 35.000 dan chicken wrap Rp 35.000 buat snack di Green Bowl. Warungnya persis di pinggir jalan ada parkiran, ada wifi, dan gratis air putih. Rekomen banget kalau cari makanan sehat dengan harga bersahabat di Uluwatu. Rekomendasi lainnya bisa cek di sini.

Pantai Green Bowl

Dulunya dikenal dengan nama Pantai Bali Cliff karena dulu ada hotel Bali Cliff di sana. Tiket masuk Green Bowl Rp 7.000. Dari review yang gue baca, tangganya banyak, dan ternyata benar, gue hitung 290an tangga! Tantangan buat gue ke sini bukan soal tangga, tapiii… Rombongan monyet yang menyebar sepanjang jalan, berasa tes praktek SIM C yang sesungguhnya. Lebih menantang lagi, ibu-ibu yang jualan di sini, maksa banget, jadi latihan kesabaran buat bilang ga.
Pas motor berhenti di parkiran, diserbu ibu-ibu. Ada lebih dari 5 orang dan cukup maksa jualannya, ini ga nyaman banget. Kalau ditanya mending jangan bilang dari Jakarta, bilang aja dari Denpasar atau kota lain deh. Begitu dengar kata “Jakarta” mereka langsung berasumsi “orang Jakarta punya banyak uang, jadi mesti beli dagangan” padahal sama aja, sebagian orang Jakarta juga kena efek Covid, gaji dipotong! Belum selesai di parkiran, begitu sampai tangga paling bawah, ibu-ibu menyerbu lagi. Dagangannya sama: gelang, air kelapa, air mineral, dan pijat (ini bedanya).

Hm, pantai ini bagus, di pinggir pantai ada semacam kolam tenang dan ga kena ombak, tapi karena ibu-ibu tadi jadi kurang nyaman. Gue ga nunggu sunset di sini karena ga terlalu kelihatan dan alasan utama udah ga tahan dengan yang jualan. Ibu-ibu ini ngikutin kemanapun gue duduk sampe akhirnya gue nyerah. Kebayang ga, lagi enak-enak tiduran di pantai, pas melek, “pijat mbak, air kelapanya mbak” persis di atas kepala! Ya gue akhirnya pijat tangan dan kaki, Rp 50.000 selama 30 menitan dan sepanjang pijat, ibu ini julid. Ada yang pake bikini dikomentarin, ada yang ngomong bahasa Cina dikomentarin, sampe hidup gue juga dikomentarin. Gagal leyeh-leyeh gue di Green Bowl.
Bonus Sate Babi

Terlalu lelah berurusan dengan mamak-mamak (ibu-ibu) di Green Bow, pas pulang gue cek searah dengan Sate Babi Seset. Ini enak dan rekomen banget! Rp 16.000 dapat 12 tusuk. Setelah drama Green Bowl, paling ga, hari itu ditutup dengan makanan enak.