Festival Pasola di Sumba Gratis!
Florentina Woro
Kalau Festival Lalala diadakan di tengah hutan, Festival Pasola diadakan di tengah lapangan di Sumba. Festival Pasola diadakan setiap tahun sebagai perayaan tahun baru warga Sumba yang sebagian besar masih menganut kepercayaan Marapu (kepercayaan terhadap Roh Leluhur). Atraksinya terdiri dari 2 kelompok yang akan bertanding dengan melempar lembing sambil menunggang kuda. Festival ini diadakan di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya sekitar bulan Februari atau Maret. Tidak ada tanggal pasti untuk festival ini karena waktunya ditentukan dari pembacaan bulan oleh para Rato, ketua adat di Sumba.
Pasola diawali dengan mengumpulkan nyale, sejenis cacing laut yang ada di pantai dekat tempat diadakannya Pasola. Warga lokal akan berkumpul di pantai untuk mengumpulkan nyale dari jam 1 dini hari sampai matahari terbit. Jika nyale yang muncul banyak, dipercaya tahun tersebut akan berlimpah berkat.
Pada hari pelaksanaan Pasola, kuda-kuda sandelwood akan dihias. Sejak pukul 09.00 WITA, peserta dan penonton mulai berdatangan di lapangan Pasola yang bertempatkan di Homba Kalayo, Kodi. Kira-kira kalau dari Rumah Budaya, tempat gue menginap, ke lapangan Pasola ditempuh dalam waktu satu jam dengan menggunakan mobil. Festival ini dimulai sekitar 10.30 WITA dan berakhir sekitar pukul 14.00 WITA. Tidak dipungut biaya untuk menonton Pasola, hanya membayar parkir Rp 5.000/mobil. Ada 3 hal menarik dari Pasola yang berkesan buat gue.
Peserta Pasola
Mereka adalah penunggang kuda yang handal. Ga cuma jago nunggang kuda, tapi juga tangkas untuk melempar, menghindari atau menangkap lembing sambil menjaga keseimbangan di atas kuda yang sedang berlari kencang. Ketika ada peserta yang jatuh dari kuda, semua penonton teriak dan si peserta ini dalam hitungan detik sudah berdiri lagi untuk melanjutkan Pasola. Keren banget!
Pengamanan dan Persiapan
Ga main-main penjagaan untuk keamanan Festival Pasola di Kodi lalu. Ada sekitar 3 tronton polisi di sekitar area Pasola. Polisi juga tersebar mengamankan pinggir lapangan. Kami memilih menonton di dekat mobil polisi demi keamanan dan kenyamanan. Gue belajar dari pengalaman Festival Baliem 2018.
Penonton Pasola
Sebelum berangkat, kami tanya ke Romo biasanya Pasola sampai jam brp. “Sampai ada yang rusuh” jawabnya. Gue kira bercanda, ternyata pas 12.00 WITA beneran penontonnya rusuh. Di sisi timur tiba-tiba ada bunyi letupan dan asap di antara kerumunan penonton. Ada yang melempar petasan dan spontan penonton bubar berlarian, polisi langsung mengamankan. Daripada kena imbas rusuh, kami memilih kembali ke mobil dan menuju Kampung Adat Ratenggaro. Pasola masih berlanjut setelah penonton kembali tertib, info warga Ratenggaro.
Kenapa sih pengen banget lihat Pasola? Sejak pertama kali ke Sumba, dengar cerita Romo Robert, dan baca buku Sumba The Forgotton Island, gue terkesan dengan Pasola. Festival Pasola merupakan salah satu bucketlist dari beberapa tahun lalu selain Festival Baliem. Beruntung kali ini ada jadwal Pasola di weekend. Nah kalau ada yang berminat nonton Pasola tahun ini, masih bisa bulan depan. Ini jadwalnya:
– 23 Maret 2019 Lapangan Maliti Bondo Ate
– 26 Maret 2019 Lapangan Waiha
– 27 Maret 2019 Lapangan Wainyapu
Ini kali keempat gue ke Sumba, dan baru pertama kalinya untuk menonton Pasola. Tahun ini, Festival Pasola diadakan pada tanggal 23 Februari 2019. Pas hari Sabtu, jadi gue langsung cus ke Sumba! Tanpa harus pikir panjang, gue sudah tahu mau menginap dimana. Seperti biasa, gue menginap di Rumah Budaya Sumba di kamar backpacker bersama 2 orang teman. Kamar backpacker dinding dan lantainya dari bambu, dengan kasur busa, bantal, selimut, handuk, dan alat mandi lengkap. Ini rekomen banget untuk harga Rp 150.000. Untuk makan biayanya Rp 50.000/orang untuk sekali makan. Menariknya di Rumah Budaya Sumba terdapat 2 museum yaitu Museum Budaya Sumba dan Museum Tenun. Tidak ada jam buka museum ini, diinfokan saja ke staff Rumah Budaya jika ingin masuk ke museum.
Notes
- Festival Pasola tidak dipungut biaya tiket masuk (gratis), hanya membayar uang parkir Rp 5.000/mobil
- Rute penerbangan terdekat menuju Bandara Tambolaka
- Transport dari bandara ke penginapan berkisar Rp 100.000 kecuali ada fasilitas penjemputan di bandara dari penginapan
- Harga sewa mobil di Sumba Barat Daya berkisar antara 600-800 ribu atau lebih jika rute semakin jauh
- Bawa topi dan pakai sunblock karena festival diadakan di lapangan terbuka pada siang hari, panas terik